Dana outflow dari domestik pindah ke China?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Selasa (8/5) merosot 1,88% ke level 5.774,72. Investor asing masih keluar dengan nilai penjualan alias net sell sebesar Rp 180,89 miliar pada hari ini. Sementara, sejak awal tahun hingga saat ini, dana asing telah keluar sebanyak Rp 36,41 triliun.

Wijen Ponthus, analis Royal Investium Sekuritas Indonesia, menyatakan, pelemahan indeks bukan hanya dipengaruhi oleh depresiasi nilai tukar rupiah. Pasalnya, rupiah menembus level Rp 14.000 sudah diprediksi dan bukan sesuatu yang mengejutkan.

Yang mengejutkan justru beredar rumor bahwa dana yang keluar alias outflow tersebut pindah ke China, setelah negara tersebut masuk dalam MSCI Index. “Saya belum konfirmasi kepastiannya. Jadi ada info semakin banyak outflow dari Indonesia ke China. Ini yang membuat IHSG turun cukup dalam,” kata Wijen di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (8/5).


Dia menyatakan, meski ada potensi bahwa China menjadi tujuan, namun ia melihat pertumbuhan ekonomi China bukan hal yang luar biasa. Pasalnya, ekonomi China sudah bertumbuh beberapa tahun sebelumnya, jadi bukan sesuatu yang luar biasa. “Mereka pindah karena keharusan mereka masuk ke sana dan masuk dalam portfolio mereka,” tutur Wijen.

Meski demikian, kini China menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di Asa. Hal ini bisa menjadi alasan bahwa banyak fund asing yang akhirnya melirik negeri tirai bambu tersebut, sebagai tujuan investasi. “Ada portofolio baru dari index MSCI, sehingga bobot mereka ada yang dikurangi,” imbuhnya.

Wijen menambahkan, saat ini banyak orang melihat tren bearish tren pada indeks. Padahal, apabila dilihat secara historis, pada tahun politik, biasanya indeks cenderung mendaki. Menurutnya, rata-rata selama empat periode pemilihan umum, indeks terus naik. “Harusnya 2018 ini akan naik lagi, dan kenaikan ini masih in line,” katanya.

Dia memperkirakan, secara teknikal, IHSG pada tahun depan bisa mencapai level 6.800-7.000. Sedangkan, indeks pada pekan depan, diprediksi bisa berada pada range support 5.650-5.675 dengan downside yang sangat terbatas.

Wijen melihat, koreksi minor yang terjadi pada indeks sudah cukup dalam. “Ini adalah koreksi yang dalam dan ini sudah dekat dengan bottom. Sepertinya ini adalah momen terakhir untuk bisa dapat saham murah terutama blue chips,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini