JAKARTA. Setelah sempat mencatatkan surplus US$1,3 miliar di kuartal I 2015, neraca pembayaran Indonesia (NPI) kini mengalami defisit di kuartal II 2015. Bank Indonesia (BI) merilis, defisit NPI pada kuartal II 2015 mencapai US$ 2,93 miliar. Ini terjadi karena penyusutan surplus pada transaksi modal dan finansial (TMF) akibat banyaknya aliran uang keluar (outflow). Berdasarkan data BI, TMF surplus sebesar US$ 2,5 miliar, lebih rendah dibanding suplus kuartal I 2015 sebesar US$ 6,3 miliar. Di triwulan II 2014, posisi TMF surplus lebih besar hingga US$ 13,9 miliar. "Meskipun mencatatkan surplus, TMF tidak dapat sepenuhnya membiayai defisit transaksi berjalan sehingga NPI kuartal II 2015 mencatatkan defisit," kata Direktur Departemen Statistik BI Hendy Dwi Tjahjono, Jumat (14/8).
Dana panas keluar, neraca pembayaran defisit
JAKARTA. Setelah sempat mencatatkan surplus US$1,3 miliar di kuartal I 2015, neraca pembayaran Indonesia (NPI) kini mengalami defisit di kuartal II 2015. Bank Indonesia (BI) merilis, defisit NPI pada kuartal II 2015 mencapai US$ 2,93 miliar. Ini terjadi karena penyusutan surplus pada transaksi modal dan finansial (TMF) akibat banyaknya aliran uang keluar (outflow). Berdasarkan data BI, TMF surplus sebesar US$ 2,5 miliar, lebih rendah dibanding suplus kuartal I 2015 sebesar US$ 6,3 miliar. Di triwulan II 2014, posisi TMF surplus lebih besar hingga US$ 13,9 miliar. "Meskipun mencatatkan surplus, TMF tidak dapat sepenuhnya membiayai defisit transaksi berjalan sehingga NPI kuartal II 2015 mencatatkan defisit," kata Direktur Departemen Statistik BI Hendy Dwi Tjahjono, Jumat (14/8).