KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelompok bank pembangunan daerah (BPD) bersiap mengatur likuiditas hingga akhir tahun. Lantaran hingga akhir tahun dana pemerintah daerah (Pemda) yang parkir di BPD akan di tarik. Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Jawa Timur Tbk (BJTM) Ferdian Satyagraha mengatakan, Bank Jatim menggunakan dana Pemda untuk bisnis treasury melalui pasar keuangan. Lantaran dana hanya parkir di bank dalam jangka pendek. Lanjut Ferdian, hingga akhir tahun bakal ada tren kewajiban oleh Pemda. Hal ini akan mengakibatkan dana di Pemda turun.
"Dana Pemda hingga Agustus, sebesar Rp 23,3 triliun. Dana Pemda digunakan untuk transaksi Operasional Pemda itu sendiri. Sampai akhir tahun masih ada penerimaan Pendapatan Asli Daerah ataupun Droping dari pemerintah Pusat. Juga ada pembayaran kewajiban Pemda yang bersangkutan," ujar Ferdian kepada Kontan.co.id, Rabu (10/10). Melihat dana Pemda bakal ditarik, Ferdian mengaku bank sudah menyiapkan langkah dalam mempertahankan likuiditas. Bank Banten menargetkan rasio pembiayaan terhadap dana atau
loan to deposit ratio hingga akhir tahun sebesar 80%. Adapun posisi LDR per Agustus diposisi masih longga di posisi 66,39%. Guna menjaga likuiditas, Ferdian bilang pihaknya akan menggenjot pertumbuhan kredit sebesar 10,65%
year on year. Bank akan mengutamakan kredit konsumer atau usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hingga saat Agustus, Bank Jatim mencatat kenaikan kredit sebesar 6,6% yoy. Sama halnya dengan PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) mempersiapkan likuiditas keuangan di akhir tahun karena dana Pemda bakal ditarik. Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa mengatakan biasanya Pemda menggunakan dananya di akhir tahun untuk pembayaran proyek dan kebutuhan lainnya.
Meski tidak merinci besaran dana Pemda yang ada di Bank, Fahmi bilang biasanya Bank Banten menggunakan dana pemda untuk likuiditas dan ekspansi kredit. "Kita tetap menjaga likuiditas dengan terus menumbuhkan Dana Pihak Ketiga di luar dana-da Pemda. Targetnya LDR di akhir tahun di posisi 90%. Sedangkan posisi sekarang 87%.," ujar Fahmi. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Per Juli 2018, bank kelompok BPD menempatkan dananua ke surat hutang sebesar Rp 64,98 triliun atau turun 6,1% yoy. Sedangkan di deposito sebanyak Rp 202,2 triliun turun 1,41% yoy. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Narita Indrastiti