Dana Pensiun Jepang ubah portofolio aset



TOKYO. Lembaga Pensiun Publik Jepang berencana mengubah portofolio asetnya di obligasi dalam negeri. Perubahan alokasi dilakukan lembaga pensiun terbesar di dunia itu seiring kebijakan baru Pemerintah Jepang yang diperkirakan bakal mengikis nilai obligasi lokal sebesar US$ 747 miliar. 

Manajer Investasi Dana Pensiun Pemerintah, yang mengawasi sekitar ¥ 108 triliun atau US$ 1,16 triliun aset, akan memulai pembicaraan perubahan portofolio asetnya pada April 2013. Rencananya lembaga itu akan mengurangi sekitar 67% alokasi di obligasi dalam negeri.

Takahiro Mitani, Presiden Dana Pensiun Jepang, mengatakan, seiring dengan pengurangan aset di obligasi dalam negeri, pihaknya akan meningkatkan kepemilikan saham di pasar negara berkembang dan mulai membeli aset-aset alternatif. "Jika kita berfikir tentang masa depan dan jika suku bunga naik, maka 67% pada obligasi terlihat terlalu besar," katanya.


Imbal hasil tinggi

Lembaga Investasi Dana Pensiun Jepang atau the Government Pension Investment Fund (GPIF) dibentuk oleh Pemerintah Jepang pada 2006. Lembaga ini tidak mengubah struktur kepemilikan asetnya selama krisis keuangan global ataupun saat terjadi gempa bumi pada tahun 2011.

Menurut Mitani, pihaknya akan mengulas perubahan kepemilikan aset pada April 2013 hingga Mei 2013. "Setiap perubahan portofolio bisa dimulai pada akhir tahun fiskal berikutnya," kata Mitani yang dulu menjabat Direktur Eksekutif Bank of Japan (BOJ).Perubahan portofolio perlu dilakukan seiring langkah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan BOJ untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Mitani bilang, upaya stimulus moneter dan fiskal akan meningkatkan suku bunga dalam negeri.

Mitani menambahkan, BOJ  berjanji untuk meningkatkan pembelian obligasi, namun di sisi lain BOJ juga harus menempatkan dayanya untuk menurunkan suku bunga. "Jika ekonomi membaik, maka dalam jangka panjang yield obligasi 10 tahun hanya akan sekitar 1%," katanya.  BOJ menargetkan inflasi 2%, naik dari target awal 1%.

Imbal hasil obligasi Pemerintah Jepang bertenor 10 tahun naik 3 basis poin menjadi 0,795 pada Senin (4/2). Sebagai perbandingan, perkiraan imbal hasil Topix Index (TPX), yang menjadi ukuran kinerja ekuitas di Jepang mencapai sebesar 2,05%. TPX naik 1,1% pada Senin kemarin.

GPIF selama ini menjadi salah satu pembeli terbesar obligasi Pemerintah Jepang, hingga mencapai ¥ 69,3 triliun, atau sekitar 64% total asetnya. Dalam laporan keuangan September 2012, Dana Pensiun ini juga memiliki aset saham di Bursa Jepang sebesar ¥ 12 triliun atau 11% total aset. Portofolio lain yang dimiliki termasuk 9% atau ¥ 9,6 triliun portofolio obligasi asing dan 12% atau ¥ 12,6 triliun pada pasar saham luar negeri.

Di bawah kepemimpinan Mitani, GPIF mulai membeli aset di pasar negara berkembang mulai September 2011,  termasuk membeli saham-saham yang ada dalam MSCI Emerging Market Index (MXEF) mulai 2012.

Perubahan portofolio perlu dilakukan oleh GPIF untuk memperoleh imbal hasil investasi lebih tinggi guna membantu pembayaran pensiun di negara dengan penduduk tua terbesar di dunia itu. Menurut data Bloomberg, sebanyak 26% penduduk Jepang berusia lebih dari 65 tahun. "Kami belum mengubah portofolio dalam waktu lama, sehingga sudah waktunya kami meninjau kembali," kata Mitani.

Menurut Mitani, pemilihan portofolio Dana Pensiun Jepang akan didasarkan pada prasyarat, seperti rata-rata suku bunga jangka panjang untuk 100 tahun ke depan yang mencapai sebesar 3%. 

Editor: Uji Agung Santosa