JAKARTA. Pasca penurunan suku bunga acuan alias BI rate, industri dana pensiun berbenah. Maklum, jika masih banyak meletakkan portofolio di deposito, imbal hasil ke para peserta semakin mini."Masih ada ruang di saham," kata Direktur Utama Dapen BNI, Masrokan Nasuha, kepada KONTAN Senin (14/11).Sampai Agustus lalu, total investasi Dapen BNI Rp 4,17 triliun, tumbuh 4,5% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 3,99 triliun. Porsi terbesar di obligasi korporasi dan obligasi pemerintah 60%, saham 15%, sedangkan deposito kurang dari 2,5%. Tahun ini target imbal hasil Dapen BNI 11%. Demi mengejar target tersebut, bila yield obligasi kecil, porsinya dialihkan ke saham hingga 20%. PT Taspen juga mengutak-atik portofolio investasi. Menurut Direktur Investasi Taspen Taufik Hidayat, sebagian besar berdiam di deposito, yakni 80%. Lalu 15% di saham dan sisanya deposito. Hingga kuartal III-2011 lalu, dana kelolaan PT Taspen tumbuh 27,49%. Dari Rp 59,58 triliun menjadi Rp 75,96 triliun. Dana kelolaan perusahaan pelat merah ini mencakup pensiun pegawai negeri sipil (PNS) Rp 38,69 triliun dan tabungan hari tua (THT) Rp 37,27 triliun. Dana kelolaan program pensiun tumbuh 42,89%, sedangkan THT hanya naik 14,66%. Taspen menargetkan, tahun ini imbal hasil program pensiun 8,51%, dan THT mencapai 10,46%. Direktur Utama Dapen Mandiri, Gatot Subadio mengatakan, pihaknya mencari obligasi korporat yang memberikan keuntungan di atas 8,5%. Saat ini dari total investasi Rp 2,9 triliun, komposisi obligasi korporat 34,5%, Surat Utang Negara (SUN) 25,1%, saham 16,3%, sisanya deposito, kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK EBA) dan reksadana. "Kami pilih obligasi korporat dan saham yang returnnya masih bagus" ujarnya.Berharap bunga tinggi Dari ranah dana pensium lembaga keuangan (DPLK), Manajer Investasi DPLK BNI Bintoro Sudarman mengatakan, investasi di deposito dan SUN tak bisa menjadi andalan. Maka, DPLK BNI berniat memperbesar obligasi korporat. Komposisi investasi DPLK BNI III-2011, dari dana investasi Rp 5,7 triliun 70% di deposito, 30% obligasi.Terkait deposito, Bintoro menegaskan, selama ini masih sesuai suku bunga LPS. Terkait adanya dana pensiun yang sering meminta bunga di bawah meja alias di atas counter rate, Bintoro menegaskan, penentu suku bunga adalah bank. "Kalau boleh, kami maunya mendapat bunga 10% tapi, kan, tidak boleh," kata Bintoro.Dari sisi industri, total investasi dana pensiun sampai September naik 12% menjadi Rp 131,7 triliun. Dari total investasi, 69,4% di pasar modal. Komposisinya obligasi 22,9%, surat berharga pemerintah 23%, saham 15,8%, reksadana 6,9%. Sisanya tabungan, deposito on call, sertifikat deposito, SBI, sukuk, KIK EBA, penyertaan langsung, serta tanah dan bangunan. Kepala Biro Dana Pensiun Bapepam LK, Mulabasa Hutabarat enggan menjelaskan kemungkinan perubahan strategi investasi. "Sekarang masih fluktuatif, kesimpulan nanti di akhir tahun," kata Mulabasa. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dana Pensiun kutak-katik portofolio investasi
JAKARTA. Pasca penurunan suku bunga acuan alias BI rate, industri dana pensiun berbenah. Maklum, jika masih banyak meletakkan portofolio di deposito, imbal hasil ke para peserta semakin mini."Masih ada ruang di saham," kata Direktur Utama Dapen BNI, Masrokan Nasuha, kepada KONTAN Senin (14/11).Sampai Agustus lalu, total investasi Dapen BNI Rp 4,17 triliun, tumbuh 4,5% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 3,99 triliun. Porsi terbesar di obligasi korporasi dan obligasi pemerintah 60%, saham 15%, sedangkan deposito kurang dari 2,5%. Tahun ini target imbal hasil Dapen BNI 11%. Demi mengejar target tersebut, bila yield obligasi kecil, porsinya dialihkan ke saham hingga 20%. PT Taspen juga mengutak-atik portofolio investasi. Menurut Direktur Investasi Taspen Taufik Hidayat, sebagian besar berdiam di deposito, yakni 80%. Lalu 15% di saham dan sisanya deposito. Hingga kuartal III-2011 lalu, dana kelolaan PT Taspen tumbuh 27,49%. Dari Rp 59,58 triliun menjadi Rp 75,96 triliun. Dana kelolaan perusahaan pelat merah ini mencakup pensiun pegawai negeri sipil (PNS) Rp 38,69 triliun dan tabungan hari tua (THT) Rp 37,27 triliun. Dana kelolaan program pensiun tumbuh 42,89%, sedangkan THT hanya naik 14,66%. Taspen menargetkan, tahun ini imbal hasil program pensiun 8,51%, dan THT mencapai 10,46%. Direktur Utama Dapen Mandiri, Gatot Subadio mengatakan, pihaknya mencari obligasi korporat yang memberikan keuntungan di atas 8,5%. Saat ini dari total investasi Rp 2,9 triliun, komposisi obligasi korporat 34,5%, Surat Utang Negara (SUN) 25,1%, saham 16,3%, sisanya deposito, kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK EBA) dan reksadana. "Kami pilih obligasi korporat dan saham yang returnnya masih bagus" ujarnya.Berharap bunga tinggi Dari ranah dana pensium lembaga keuangan (DPLK), Manajer Investasi DPLK BNI Bintoro Sudarman mengatakan, investasi di deposito dan SUN tak bisa menjadi andalan. Maka, DPLK BNI berniat memperbesar obligasi korporat. Komposisi investasi DPLK BNI III-2011, dari dana investasi Rp 5,7 triliun 70% di deposito, 30% obligasi.Terkait deposito, Bintoro menegaskan, selama ini masih sesuai suku bunga LPS. Terkait adanya dana pensiun yang sering meminta bunga di bawah meja alias di atas counter rate, Bintoro menegaskan, penentu suku bunga adalah bank. "Kalau boleh, kami maunya mendapat bunga 10% tapi, kan, tidak boleh," kata Bintoro.Dari sisi industri, total investasi dana pensiun sampai September naik 12% menjadi Rp 131,7 triliun. Dari total investasi, 69,4% di pasar modal. Komposisinya obligasi 22,9%, surat berharga pemerintah 23%, saham 15,8%, reksadana 6,9%. Sisanya tabungan, deposito on call, sertifikat deposito, SBI, sukuk, KIK EBA, penyertaan langsung, serta tanah dan bangunan. Kepala Biro Dana Pensiun Bapepam LK, Mulabasa Hutabarat enggan menjelaskan kemungkinan perubahan strategi investasi. "Sekarang masih fluktuatif, kesimpulan nanti di akhir tahun," kata Mulabasa. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News