Dana pensiun masih konservatif dalam berinvestasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri dana pensiun masih menerapkan strategi investasi yang konservatif di tahun ini. Wajar jika perolehan imbal investasi pun dinilai tidak akan terlalu tinggi.

Wakil Ketua Perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Nur Hasan Kurniawan mencoba melihat prospek investasi dengan realistis. Pasalnya, kelolaan dana di DPLK mayoritas masih ditempatkan di instrumen deposito.

Dengan tren penurunan bunga deposito dalam beberapa tahun terakhir, perolehan imbal hasil yang cukup tinggi memang dinilai cukup sulit.


Setidaknya hingga bulan Februari 2018, industri DPLK mencatatkan return on investment (RoI) sebesar 1,18%. Capaian ini lebih rendah daripada periode serupa di tahun kemarin yang masih bisa menyentuh 1,5%.

Dengan melihat tren saat ini, imbal DPLK sepanjang tahun ini pun dinilai tak bergerak terlalu jauh dari realisasi sepanjang tahun kemarin yang mencapai 6,21%.

Sementara Dana Pensiun BRI juga memasang target yang konservatif di tahun ini. Direktur Utama Dana Pensiun BRI Mudjiharno Sudjono bilang di tahun ini, pihaknya menargetkan RoI sebesar 10,5% atau lebih rendah dari realisasi tahun lalu yang menyentuh 12%.

Pasalnya tren imbal dari sejumlah instrumen seperti surat utang dan deposito masih berpotensi untuk terus tertekan. "Di sisi lain kami pun berinvestasi dengan cukup konservatif di instrumen saham," ungkapnya belum lama ini.

Sebagai catatan, secara nasional OJK mencatat sampai bulan Februari 2018 RoI yang dikantongi industri dana pensiun sendiri berada di angka 1,25%. Angka ini sedikit di bawah perolehan pada periode yang sama di tahun lalu yang sebesar 1,26%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat