JAKARTA. Tren menanjak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuat pengelola dana pensiun (dapen) sumringah. Sebab, hasil investasi dana kelolaan milik mereka ikut terdongkrak. Sebutlah dana kelolaan milik Bank Mandiri, dan Jamsostek. Direktur Utama Dapen Bank Mandiri Gatut Subadio menyebutkan, hasil investasi bersih Dapen Mandiri sampai September naik 43,27% mencapai Rp 245 miliar dari periode yang sama di 2009 sebesar Rp 171 miliar. "Peningkatan hasil investasi paling bagus dari investasi saham," ujar dia kepada KONTAN, (11/10). Adapun besaran investasi Dapen Mandiri pada saham tercatat 15%. Sisanya, 32% pada obligasi korporasi, 31% pada obligasi pemerintah dan sisanya di deposito. Saat ini, dana kelolaan Dapen Mandiri sebesar Rp 2,6 triliun. Harapannya, di akhir tahun, dana kelolaan naik menjadi Rp 2,8 triliun.
Gatut mengaku, pihaknya bisa saja langsung meningkatkan portofolio investasi saham menjadi 25%. Namun, hal itu tak mereka lakukan karena prinsip kehati-hatian.Maklum, Dapen Mandiri memiliki dua kebijakan dalam berinvestasi saham. Yakni, menggunakan sebagian saham yang dibeli untuk kepentingan trading jangka pendek (short term) demi memperoleh gain. Sementara sebagian saham lagi ditahan hingga jangka waktu tertentu sesuai dengan imbal hasil yang sudah ditentukan Dapen Mandiri. Sementara itu, hasil investasi Dapen Mandiri II per September 2010, tercatat naik 13,53% menjadi Rp 142,6 miliar dibandingkan periode yang sama di 2009 sebesar Rp 125,6 miliar. Bila dibandingkan dengan target hasil investasi tahun ini sebesar Rp 134 miliar, hasil investasi telah mencapai 106,42%. Direktur Utama Dapen Mandiri Dua Bambang Sri Muljadi mengaku, penempatan investasi dana kelolaan di saham sebesar 12%-15%. Per September ini, dana kelolaan Dapen Mandiri II mencapai Rp 1,8 triliun. Direktur Utama PT Jamsostek Hotbonar Sinaga menuturkan, portofolio saham berhasil mendongkrak hasil investasi hingga 140% melampaui target tahun ini Rp 88,47 triliun. Saat ini, Dana investasi di saham masih 20%. Kendati dana investasi perusahaan sudah jauh melampaui target, Hotbonar mengaku, belum akan merevisi target. “Kami harus hati-hati karena portofolio saham sangat riskan,” imbuhnya. Tak Terpengaruh