JAKARTA. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) masih menjadi pilihan perbankan dalam membiakkan dana mereka yang menganggur. Tapi, para bankir mengakui, membenamkan uang di instrumen berbunga 6% - 6,5% ini merupakan cara terakhir, jika tak ada opsi lain. Makanya, fluktuasi dana perbankan di portofolio ini cenderung stabil. Thomas Arifin, Direktur Tresuri dan Internasional Bank Mandiri, menjelaskan, uang segar Mandiri yang berputar di SBI sekitar Rp 4,5 triliun. Menurut dia, Bank Mandiri merasa tidak perlu buru-buru mencairkan dana di SBI untuk memenuhi ketentuan kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) primer dari 5% menjadi 8%. "Cadangan likuiditas Bank Mandiri sangat aman untuk keperluan pemenuhan GWM tersebut," katanya, kemarin. OCBC NISP juga menerapkan kebijakan yang sama. Direktur Utama OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, kepemilikan NISP di SBI saat ini kurang lebih Rp 2,2 triliun. Angka ini sedikit turun dibandingkan posisi September lalu yang mencapai Rp Rp 2,7 triliun.
Dana perbankan di SBI masih besar
JAKARTA. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) masih menjadi pilihan perbankan dalam membiakkan dana mereka yang menganggur. Tapi, para bankir mengakui, membenamkan uang di instrumen berbunga 6% - 6,5% ini merupakan cara terakhir, jika tak ada opsi lain. Makanya, fluktuasi dana perbankan di portofolio ini cenderung stabil. Thomas Arifin, Direktur Tresuri dan Internasional Bank Mandiri, menjelaskan, uang segar Mandiri yang berputar di SBI sekitar Rp 4,5 triliun. Menurut dia, Bank Mandiri merasa tidak perlu buru-buru mencairkan dana di SBI untuk memenuhi ketentuan kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) primer dari 5% menjadi 8%. "Cadangan likuiditas Bank Mandiri sangat aman untuk keperluan pemenuhan GWM tersebut," katanya, kemarin. OCBC NISP juga menerapkan kebijakan yang sama. Direktur Utama OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, kepemilikan NISP di SBI saat ini kurang lebih Rp 2,2 triliun. Angka ini sedikit turun dibandingkan posisi September lalu yang mencapai Rp Rp 2,7 triliun.