Dana Perbankan di SBI Menyusut



JAKARTA. Ternyata, pihak perbankan lebih memilih untuk mencairkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dibanding menggunakan fasilitas lain, seperti SUN. Hal itu dapat dilihat dari adanya penyusutan dana perbankan di SBI.

Menurut Direktur Perbankan Internasional dan Tresuri Bank BNI Bien Subiantoro, pencairan SBI memang lebih menguntungkan dibanding pilihan lainnya. "Walau kehilangan bunga SBI, tapi hal itu bisa ditutupi dari bunga kredit," tutur Bien.

Dari awal tahun, dana perbankan di SBI terus mengalami penurunan. Berdasarkan data BI, dari awal Januari 2008 sampai akhir Agustus 2008 terjadi penurunan dana perbankan di SBI sebanyak Rp 142 triliun. Catatan saja, dana perbankan di SBI pada awal tahun 2008 tadinya sebanyak Rp 240 triliun. Namun, hingga akhir Agustus 2008, dananya semakin menyusut menjadi Rp 98 triliun.


Sementara, posisi SBI Bank Mandiri mengalami penurunan yang paling signifikan. Awal tahun, dana Bank Mandiri di SBI mencapai Rp 22,9 triliun. Kemudian akhir semester pertama turun menjadi Rp 800 miliar. Senior Vice President Treasury Group Bank Mandiri Sugiharto mengatakan, perbankan lebih memilih untuk mencairkan SBI dibandingkan menjual SUN karena masalah segmentasi waktu. "Kalau untuk SBI itu kan untuk kebutuhan likuiditas jangka pendek, sedangkan SUN itu untuk jangka panjang," tambahnya. Oleh karena itu, ketika ada kebutuhan untuk likuiditas, perbankan lebih memilih untuk mencairkan SBI.

Dana perbankan di SUN turun tipis

Meski tipis, dana perbankan di SUN juga mengalami penurunan. Berdasarkan data Departemen Keuangan pada akhir 2007, dana perbankan di SUN mencapai Rp 268,65 triliun. Lalu pada akhir Agustus 2008, dana perbankan yang ada menyusut menjadi Rp 263 triliun. Itu artinya, ada penurunan sekitar Rp 5,65 triliun.

Bien menjelaskan, masalah harga (pricing) menjadi poin utama pencairan SBI dibanding fasilitas lain yang dimiliki oleh perbankan. Apalagi harga SUN di pasar sedang tidak menguntungkan jika dijual. Pada awal tahun, SBI yang dimiliki oleh BNI sebesar Rp 12,1 triliun. Kemudian pada akhir semester pertama menurun menjadi Rp 4,4 triliun. Sedangkan posisi SUN yang dimiliki BNI relatif tidak berubah sama sekali. Bien mengatakan, posisi SUN BNI saat ini sekitar Rp 34 triliun.

Sementara itu, Executive Vice President Coordinator Finance and Strategy Bank Mandiri Pahala N. Mansyuri mengatakan, posisi SUN yang dimiliki oleh Bank Mandiri saat ini sekitar Rp 88 triliun. "Posisi ini tidak mengalami penurunan yang signifikan dari awal tahun," tutur Pahala. Dari jumlah SUN yang dimiliki oleh Bank Mandiri tersebut, sebesar Rp 66 triliun berada pada posisi SUN yang tidak diperdagangkan atau held to maturity. Sedangkan selebihnya adalah SUN Available for Sale (AFS).

Sedangkan Kepala Tresuri Bank NISP Suriyanto Chang mengatakan, Bank NISP tetap menjaga dana SUN sejak awal tahun. Sayangnya, Suriyanto enggan untuk mengungkapkan berapa jumlah dana Bank NISP di SUN tersebut. Namun Suriyanto menampik, perbankan lebih memilih untuk menahan SUN dan menjual SBI. "Saya rasa itu hanya masalah pilihan saja," ujar Suriyanto. Menurutnya, banyak cara yang bisa dilakukan oleh perbankan yang membutuhkan likuiditas. Salah satu cara adalah meminjam ke bank lain melalui Pasar Uang Antar Bank (PUAB).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie