Dana Restrukturisasi TPT Rp 360 miliar



JAKARTA. Program restrukturisasi tekstil dan produk tekstil (TPT) yang digalakkan pemerintah sejak tahun lalu rupanya menumbuhkan minat investasi baru. Buktinya, Departemen Perindustrian (Depperin) akan kembali mengalokasikan dana restrukturisasi TPT pada 2009. Ansari Bukhari, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka Depperin mengatakan usulan dana restrukturisasi TPT 2009 meningkat. "Tahun depan akan kita usulkan Rp 360 miliar," katanya, hari ini. Tahun 2008, dana restrukturisasi TPT sebesar Rp 311 miliar. Ansari berharap usulan dana ini disetujui oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Tingginya anggaran restrukturisasi ini didasarkan melonjaknya angka investasi yang terjadi. "Kita berharap agar investasi terus melonjak dan menyerap banyak tenaga kerja baru," tandasnya. Buktinya, dengan program restrukturisasi TPT 2007 senilai Rp 255 miliar mampu mendatangkan investasi senilai Rp 1,55 triliun serta menyerap 5.000 tenaga kerja baru. Sementara itu, pada tahun ini diharapkan akan mendatangkan investasi baru senilai Rp 2,5 triliun hingga Rp 3 triliun dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 9.000 orang. Menurut Ansari, program restrukturisasi TPT saat ini masih dalam proses seleksi serta verifikasi calon penerima bantuan. Namun, ia menegaskan jika pada Jumat lalu telah terjadi penandatanganan kontrak antara Depperin dengan 14 perusahaan. "Nilai investasinya sebesar Rp 10 miliar," tuturnya. Aryanto Sagala, Direktur Industri TPT menegaskan sudah ada 126 perusahaan yang telah mengajukan proposal kepadanya. Menurutnya, untuk skim I yakni TPT kelas menengah keatas sebanyak 109 perusahaan, sementara untuk skim II sebanyak 17 perusahaan. Ia mengutarakan jika program restrukturisasi TPT ini tetap akan diperpanjang hingga Juli 2008. Pasalnya, masih ada sekitar 50 perusahaan yang berniat mengajukan proposal. "Namanya juga dagang, kalau belum laku diperpanjang waktunya," candanya. Ade Sudrajat, Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengaku psimis dengan program restrukturisasi TPT. Pasalnya, para investor TPT sedang berniat menunda rencana pembelian mesin karena krisis energi listrik yang terjadi di tanah air. "Para pengusaha masih berfikir ulang untuk membeli mesin," katanya singkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Test Test