Dana rights issue SRAJ tersisa Rp 204,4 miliar



JAKARTA. PT Sejahtera Anugrahjaya Tbk (SRAJ) bakal menggelar Penawaran Umum Terbatas (PUT) tahap dua. Perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), 24 Agustus mendatang. Namun sebenarnya, SRAJ masih saat menyisakan dana hasil rights issue sebesar Rp 204,4 miliar dari total PUT tahap I yang sebesar Rp 648,7 miliar. Dana itu digunakan untuk beberapa keperluan ekspansi, seperti investasi rumah sakit baru, sebesar Rp 125 miliar dan menambah modal anak usaha sebesar Rp 382,5 miliar. Lalu perseroan juga berencana melunasi pinjaman CIMB Niaga sebesar Rp 19,5 miliar dan renovasi rumah sakit sebesar Rp 82,7 miliar. Sementara sisanya digunakan untuk modal kerja. Direktur SRAJ, Arif Mualim dalam laporannya ke Bursa Efek Indonesia, Senin (6/7) menjelaskan, hingga saat ini, SRAJ baru merealisasikan penuh dana penyertaan saham ke anak usaha. Sementara dana untuk investasi rumah sakit baru terpakai Rp 4,9 miliar. Sayangnya, SRAJ belum menjelaskan detail rencana penerbitan PUT tahap dua dan penggunaan dananya. Manajemen SRAJ belum merespon panggilan telepon KONTAN. Meski masih merugi, SRAJ tetap ekspansi. Perseroan membentuk lima anak usaha pada 29 April 2015 lalu. Kelima anak usaha itu adalah PT Karya Kharisma Sentosa, PT Sejahtera Abadi Solusi, PT Sejahtera Inti Sentosa, PT Nusa Sejahtera Kharisma, dan PT Anugrah Inti Karya. Pendirian lima entitas anak itu untuk mendukung kegiatan utama perseroan. SRAJ merupakan operator rumah sakit milik Mayapada Group. Sepanjang Januari-Maret 2015, SRAJ masih membukukan kerugian dengan nilai rugi bersih Rp 19,03 miliar. Padahal, pendapatan perseroan meningkat 22,72% menjadi Rp 103,86 miliar. Rugi bersih diakibatkan beban yang membengkak. Beban penjualan naik dari Rp 642,91 miliar menjadi Rp 1,06 miliar. Lalu, beban umum dan administrasi melambung dari Rp 27,01 miliar menjadi Rp 34,16 miliar. Selisih kurs juga membengkak dari Rp 649,41 miliar menjadi Rp 1,45 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan