KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju penyaluran kredit lebih kencang terjadi di Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Tabungan Negara (BTN). Akibatnya, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) menjulang tinggi. BRI misalnya, mencatat rasio LDR sebesar 95,27% di semester pertama tahun 2018. Angka ini naik 551 basis poin (bps) dibandingkan posisi 89,76% pada separuh pertama tahun sebelumnya. LDR yang naik ini mencerminkan likuiditas terbatas. Buktinya, pada kuartal kedua 2018, BRI hanya mencatat kenaikan dana pihak ketiga (DPK) 5,59% menjadiRp 811,19 triliun. Sedangkan, kredit tumbuh 12,37% menjadi Rp 772,13 triliun.
DPK tidak tumbuh tinggi lantaran strategi pendanaan dari dana murah. Suprajarto, Direktur Utama BRI mengatakan, pihaknya tengah mendorong pertumbuhan DPK dari current account and saving account (CASA). "Kami akan terus mencoba mencapai LDR yang paling ideal," kata Suprajarto, Selasa (31/7). Bank berkode saham BBRI telah menyiapkan strategi untuk memupuk dana seperti penerbitan dana valas. Secara terpisah, Handayani, Direktur Konsumer BRI menambahkan, untuk mendorong CASA, BRI tengah mempertajam segmentasi produk dengan mengoptimalkan value chain dari nasabah korporasi. Sedangkan BTN mendapati posisi LDR sebesar 111,46% di semester I-2018. Mahelan Prabantarikso, Direktur Strategi, Risiko dan Kepatuhan BTN mengatakan, tingginya rasio LDR karena mayoritas pembiayaan memiliki jangka waktu panjang.