JAKARTA. Murahnya harga minyak mentah dunia berdampak positif pada anggaran. Anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) bisa turun di bawah pagu. Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemkeu) Askolani mengatakan realisasi anggaran subsidi BBM akan turun dari target karena harga Indonesia Crude Price (ICP) yang melemah. Dengan perkembangan harga minyak terakhir, bakal ada penurunan realisasi BBM subsidi Rp 1 triliun-Rp 2 triliun. Penurunan anggaran ini dengan asumsi kebijakan volume BBM sesuai pagu yaitu 46 juta kiloliter (kl). "Kalau volume berubah, anggaran juga bisa berubah," ujar Askolani, Selasa (4/11).
Sekadar gambaran, anggaran subsidi BBM dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 mencapai Rp 246,5 triliun. Per 29 Agustus, belanja subsidi BBM mencapai Rp 162,4 triliun atau 63%. Secara kuota, Pertamina sudah menyalurkan BBM subsidi 39,07 juta kl per akhir Oktober. Jumlah itu terdiri dari premium 24,92 juta kl, solar subsidi 13,38 juta kl, sisanya minyak tanah. Asal tahu saja, rata-rata ICP dari Januari-September 2013 sebesar US$ 104,39 per barel. Kemkeu memperkirakan rata-rata ICP hingga akhir tahun berada pada kisaran US$ 102-US$ 104 per barel, target APBN-P US$ 105 per barel. Seharusnya, penurunan ini bisa menghemat anggaran subsidi lebih besar. Namun, karena nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) juga melemah, penghematannya pun terbatas. Meskipun harga ICP dalam trend menurun dan anggaran bisa di bawah pagu, pemerintah akan tetap pada keputusannya menaikkan harga BBM. "(Kenaikan harga) sudah kewajiban," tandas Askolani. Kenaikan harga BBM akan menghemat anggaran subsidi. Namun, Askolani mengatakan belum bisa merincinya. Ekonom Bank Danamon, Dian Ayu Yustina mengatakan kenaikan harga BBM perlu dilakukan untuk menyelamatkan anggaran 2015. Pada tahun ini, bila harga BBM naik Rp 2.000 per liter pada awal November, akan menghemat Rp 14 triliun. "Penghematan tahun depan Rp 90 triliun-Rp 110 triliun," kata Dian.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih berpendapat penurunan drastis harga minyak dunia sedang terjadi. ICP pada Oktober sebesar US$ 83,27 per barel. Secara rata-rata selama 10 bulan dari Januri-Oktober, ICP sekitar US$ 102 per barel. "ICP turun bisa hemat anggaran, tapi BBM subsidi juga harus naik harga," kata Lana. Alasannya, harga minyak dunia bisa naik seiring kenaikan suku bunga AS. Dengan melemahnya ICP, Lana menyarankan, pemerintah menaikkan harga BBM secara bertahap. Untuk tahun ini, kenaikan harga BBM cukup Rp 1.000 per liter. Hitungan Lana, setiap kenaikan harga BBM subsidi Rp 1.000 per liter akan mengurangi anggaran subsidi sebesar Rp 48 triliun per tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia