JAKARTA. Akhirnya PT Merpati Nusantara Airlines mendapatkan komitmen dana talangan sebesar Rp 561 miliar dari PT Perusahaan Pengelolaan Aset (Persero). Dengan adanya komitmen dana talangan tersebut, maka Merpati mulai melunasi utang-utang perusahaan.Sardjono Jhony Tjitrokusumo, Direktur Utama Merpati mengatakan, Jumat pekan lalu (21/10) sudah ada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang beragendakan penandatanganan antara pemegang saham dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam penandatanganan tersebut, PPA sepakat akan segera mencairkan dana talangan sampai dana penyertaan modal negara (PMN) sejumlah yang sama benar-benar turun. “Dana akan cair secara bertahap sesuai dengan kebutuhan Merpati," ujar Jhony kepada KONTAN, Senin (24/10).Sebagai langkah awal, Merpati mengutamakan pemakaian dana talangan untuk melunasi utang terutama kepada PT Pertamina (Persero). “Untuk utang current kami sudah bayarkan kepada PT Pertamina,” kata Jhony. Seperti diketahui, Merpati memiliki utang pada Pertamina yang kudu dicicil secara bertahap. Utang itu terdiri dari utang tahap I Rp 212 miliar yang harus dibayar dalam waktu maksimal tujuh tahun, utang tahap II Rp 44,2 miliar yang harus dibayar maksimal dua tahun, dan utang berjalan (current) Rp 12,8 miliar dan US$ 104.163,65 yang sudah dibayar. Bila ditambah dengan bunga, maka total utang Merpati ke Pertamina mencapai Rp 550 miliar. Selanjutnya, Merpati akan menggunakan dana talangan untuk melakukan revitalisasi alat produksi, seperti pesawat yang dimiliki perseroan. Hal ini digunakan untuk menambah pendapatan Merpati.Sementara itu Tony Aulia, Direktur Niaga Merpati menambahkan, setelah membayar utang ke Pertamina, perusahaan juga akan mempriortiaskan pembayaran utang ke PT Asuransi Jasindo. Selanjutnya, barulah Merpati akan melakukan revitalisasi pesawat. “Kami akan melakukan pengadaan pesawat lagi, kami masih mendiskusikan antara B733, B734 atau B735,” kata Tony.Secara terpisah, Renny O Rorong, Sekretaris Perusahaan PPA mengatakan, pihaknya memang sudah meneken perjanjian kredit dengan Merpati sebesar Rp 561 miliar. Dengan tambahan pinjaman ini, maka total plafon kredit PPA dalam pelaksanaan restrukturisasi dan revitalisasi Merpati sudah mencapai Rp 861 miliar. “Harapannya Merpati dapat terhindar dari defisit arus kas yang lebih besar dan dapat segera memperbaiki kinerja usahanya secara lebih mendasar dan berkesinambungan,” kata Renny.Kemudian, PPA juga akan memonitor secara seksama alokasi penggunaan pinjaman tersebut agar sesuai dengan peruntukan yang telah disetujui. Hal ini dilakukan agar Merpati dapat mencapai target bisnis. “Perlu monitoring secara ketat dan berkala yang nantinya akan dilakukan oleh pihak independen yang ditunjuk oleh pemegang saham Merpati,” tukas Renny. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dana talangan turun, Merpati mulai lunasi utang
JAKARTA. Akhirnya PT Merpati Nusantara Airlines mendapatkan komitmen dana talangan sebesar Rp 561 miliar dari PT Perusahaan Pengelolaan Aset (Persero). Dengan adanya komitmen dana talangan tersebut, maka Merpati mulai melunasi utang-utang perusahaan.Sardjono Jhony Tjitrokusumo, Direktur Utama Merpati mengatakan, Jumat pekan lalu (21/10) sudah ada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang beragendakan penandatanganan antara pemegang saham dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam penandatanganan tersebut, PPA sepakat akan segera mencairkan dana talangan sampai dana penyertaan modal negara (PMN) sejumlah yang sama benar-benar turun. “Dana akan cair secara bertahap sesuai dengan kebutuhan Merpati," ujar Jhony kepada KONTAN, Senin (24/10).Sebagai langkah awal, Merpati mengutamakan pemakaian dana talangan untuk melunasi utang terutama kepada PT Pertamina (Persero). “Untuk utang current kami sudah bayarkan kepada PT Pertamina,” kata Jhony. Seperti diketahui, Merpati memiliki utang pada Pertamina yang kudu dicicil secara bertahap. Utang itu terdiri dari utang tahap I Rp 212 miliar yang harus dibayar dalam waktu maksimal tujuh tahun, utang tahap II Rp 44,2 miliar yang harus dibayar maksimal dua tahun, dan utang berjalan (current) Rp 12,8 miliar dan US$ 104.163,65 yang sudah dibayar. Bila ditambah dengan bunga, maka total utang Merpati ke Pertamina mencapai Rp 550 miliar. Selanjutnya, Merpati akan menggunakan dana talangan untuk melakukan revitalisasi alat produksi, seperti pesawat yang dimiliki perseroan. Hal ini digunakan untuk menambah pendapatan Merpati.Sementara itu Tony Aulia, Direktur Niaga Merpati menambahkan, setelah membayar utang ke Pertamina, perusahaan juga akan mempriortiaskan pembayaran utang ke PT Asuransi Jasindo. Selanjutnya, barulah Merpati akan melakukan revitalisasi pesawat. “Kami akan melakukan pengadaan pesawat lagi, kami masih mendiskusikan antara B733, B734 atau B735,” kata Tony.Secara terpisah, Renny O Rorong, Sekretaris Perusahaan PPA mengatakan, pihaknya memang sudah meneken perjanjian kredit dengan Merpati sebesar Rp 561 miliar. Dengan tambahan pinjaman ini, maka total plafon kredit PPA dalam pelaksanaan restrukturisasi dan revitalisasi Merpati sudah mencapai Rp 861 miliar. “Harapannya Merpati dapat terhindar dari defisit arus kas yang lebih besar dan dapat segera memperbaiki kinerja usahanya secara lebih mendasar dan berkesinambungan,” kata Renny.Kemudian, PPA juga akan memonitor secara seksama alokasi penggunaan pinjaman tersebut agar sesuai dengan peruntukan yang telah disetujui. Hal ini dilakukan agar Merpati dapat mencapai target bisnis. “Perlu monitoring secara ketat dan berkala yang nantinya akan dilakukan oleh pihak independen yang ditunjuk oleh pemegang saham Merpati,” tukas Renny. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News