KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada masa pandemi corona seperti ini, hampir semua perusahaan penerbangan mengalami turbulensi. Termasuk juga perusahaan penerbangan milik pemerintah, yaitu PT Garuda Indonesia Tbk. Seperti yang kita tahu, merebaknya wabah virus corona mengakibatkan emiten berkode GIAA ini kehilangan banyak aktivitas penerbangan dan penumpang. Pada saat yang sama perusahan tetap harus membayar kebutuhan operasional, seperti kewajiban
leasing. Selain itu masih ada sejumlah pengeluaran lainnya yang harus tetap berjalan. Selain menghadapi masalah permodalan, saat ini GIAA menghadapi kebutuhan dana untuk operasional perusahaan yang lebih mendesak.
Pemerintah beri dana Pemerintah lantas memberikan bantuan dana bagi GIAA. Tapi, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan, memutuskan tidak memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN). Pemerintah lebih memilih skema pemberian dana talangan berupa investasi non permanen lewat SMV Kemenkeu. Keputusan tersebut berdasarkan hasil kajian antara Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan. Dana talangan ini di fokuskan untuk membantu mengatasi masalah operasional. Nominal dana talangan tersebut sebesar Rp 8,50 triliun. Alasan lain yang membuat pemerintah tak menempuh jalur PMN adalah Garuda merupakan perusahaan terbuka. Dengan demikian, setiap penyertaan modal tentunya harus mempertimbangkan pendapat dari pemegang saham lainnya. Sebagian besar saham perusahaan berkode emiten GIAA dimiliki pemerintah dengan komposisi saham sebanyak 60,5%. Kemudian PT Trans Airways, salah satu lini usaha konglomerasi CT Group, memiliki saham sebanyak 25,6%. Sisanya dimiliki publik sebanyak 13,8%. Meskipun PT Trans Airways tidak dominan, mereka juga harus dimintai pendapat seandainya diperlukan penyertaan modal. Dana talangan ini berarti utang, sehingga kami tidak menyarakan saham GIAA untuk investasi jangka panjang. Kami melihat dana talangan ini bisa berpengaruh terhadap masalah
cashflow perusahaan di masa depan. Peluang trading Saham GIAA menunjukkan pola
double bottom dengan berhasil
break harga 222 yang saat ini menjadi area
support penting. Hari ini saham GIAA menguat sebesar 3,54%. Kami telah mereferensikan saham GIAA sebagai saham
swing trading dengan area beli 230-234. Jual jika harga turun dari 220 sebagai pembatasan risiko dan perkiraan
profit taking di area 250-280. Mengacu laporan keuangan 2019, GIAA diperdagangkan dengan PER 62,93 kali dan PBV 0,61 kali. Laporan kuartal pertama perusahaan dijadwalkan terbit pada 29 Mei 2020 mendatang. Ingin tahu di mana saja peluang dan saham-saham potensial di tengah penurunan IHSG saat ini? Temukan jawabannya di aplikasi EMTrade!
Salam profit.
Disclaimer: Setiap pembahasan saham dalam artikel ini bersifat sebagai referensi / bahan pertimbangan, dan bukan merupakan perintah beli / jual. Setiap keuntungan dan kerugian menjadi tanggung jawab dari pelaku pasar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Harris Hadinata