KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memastikan tidak akan ada penambahan plafon kredit usaha rakyat (KUR) di 2022. Biasanya, jelang akhir tahun, Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian akan menambah jatah penyaluran kredit berbunga rendah ini "Tidak ada penambahan plafon karena ketersediaan dana atau subsidi bunga dari APBN untuk menambah plafon terbatas hanya cukup untuk Rp 373,17 triliun," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso kepada Kontan.co.id pada Jumat (16/9). Sebenarnya pemerintah tekah menambah subsidi bunga KUR menjadi hanya 3% hingga akhir tahun 2022. Selain itu, plafon kredit KUR pada tahun ini juga ditingkatkan hingga Rp 373,17 triliun.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga mengaku belum mendapatkan kuota tambahan penyaluran KUR dari pemerintah. Kendati demikian,
Corporate Secretary Bank BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan optimistis tahun ini dapat menyalurkan KUR sesuai
breakdown di awal tahun yakni sebesar Rp.254,1 triliun. "Hingga Agustus 2022 BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp 164,25 Triliun kepada 4,3 juta nasabah atau setara 64,64% dari target tahun ini," paparnya kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: NPL KUR Bank BNI Terjaga Stabil di Bawah 1% Mayoritas penyaluran KUR BRI disalurkan kepada sektor produksi yang hingga mencapai 57,88% dari total penyaluran KUR BRI per Agustus 2022. Ia mengatakan BRI telah menyiapkan Strategi idalam penyaluran KUR. Selaras dengan strategi penyaluran kredit BRI secara umum. "Selain itu BRI akan memanfaatkan
hyperlocal ecosystem dengan fokus pada ekosistem desa, pasar kelompok usaha dan komoditas tertentu. BRI juga terus melakukan pemberdayaan melalui digitalisasi, yakni dengan platform PARI, Localoka dan Pasar.id," tambahny. Untuk menjaga kualitas KUR yang disalurkan, BRI menerapkan strategi
selective growth. Disamping itu BRI juga membuat sektor sektor prioritas dalam penyaluran KUR, seperti perdagangan dan pertanian. BRI juga terus memperkuat penggunaan data
analytic untuk memperkuat proses
credit underwriting serta meningkatkan
success rate restrukturisasi. "Hal tersebut berdampak positif terhadap kualitas KUR yang disalurkan, dimana hingga Agustus 2022 NPL KUR BRI tercatat dalam kisaran 1,42%," katanya.
Strategi lain untuk meningkatkan penyaluran KUR di tahun 2022 yakni melalui optimalisasi ekosistem ultra mikro, yang saat ini menjadi
new source of growth bagi BRI. Terbentuknya ekosistem ultra mikro yang mengintegrasikan seluruh layanan keuangan BRI, Pegadaian dan PNM ke dalam suatu ekosistem besar akan memperkuat peran BRI dalam mendukung pemberdayaan dan pengembangan usaha masyarakat, khususnya segmen mikro dan segmen ultra mikro. Adapun PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mendapatkan plafon KUR sebesar Rp 40 triliun sepanjang 2022. SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri Josephus K. Triprakoso mengatakan penyaluran KUR sebesar Rp 27,72 Triliun pada Agustus 2022. "Sudah mencapai sebesar 69,31% dari plafon KUR Bank Mandiri Tahun 2022. Atas pencapaian tersebut dan masih besarnya potensi penyaluran KUR, sehingga Bank Mandiri telah mengusulkan kepada Pemerintah untuk penambahan Plafon KUR Bank Mandiri Tahun 2022," ungkapnya kepada Kontan.co.id. Kredit bersubsidi ini telah disalurkan kepada 261.214 debitur. Angka tersebut meningkat sebesar 8,55% jika dibandingkan Agustus 2021 YtD yang hanya sebesar Rp 25,53 triliun. Penyaluran KUR Bank Mandiri masih didominasi oleh Sektor Produksi seperti pertanian, jasa produksi dan industri pengolahan yang mencapai 59,53% atau sebesar Rp 16,50 triliun. Sedangkan Sektor Non Produksi atau perdagangan mencapai 40,47% yaitu sebesar Rp 11,21 triliun.
Baca Juga: NPL KUR Bank Mandiri Terjaga di Bawah 1% Tak mau kalah, PT Bank Syariah Indonesia Tbk juga memacu KUR berbasis syariah bagi mendukung pelaku UMKM. BSI mendapatkan kuota KUR sebesar Rp 12,5 triliun di tahun ini. Direktur Ritel BSI Ngatari menyatakan penyaluran KUR tembus Rp 8,54 triliun per Agustus 2022. Nilai itu mencapai 68,3% dari kuota yang ditetapkan pemerintah kepada 79.649 nasabah. "Penyaluran KUR BSI mengalami pertumbuhan yang signifikan dibandingkan tahun 2021. Per Agustus 2022 penyaluran KUR BSI tumbuh sebesar 107% sebesar Rp 4,4 triliun," jelasnya.
Ia menyatakan penyaluran KUR BSI difokuskan pada sektor produksi dan non produksi. Adapun sektor yang mendominasi diantaranya sektor perdagangan besar dan eceran , sektor jasa - jasa. Lalu sektor industri pengolahan, dan sektor pertanian, perburuan dan kehutanan. BSI melihat sektor-sektor tersebut mulai bangkit seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19. Ia mengatakan BSI akan terus mengoptimalisasikan penyaluran pembiayaan KUR hingga Desember 2022. "Adapun penyaluran tersebut difokuskan pada sektor sektor yang memiliki prospek ekonomi yang baik dan
suistain, dan sesuai dengan Permenko No. 1 tahun 2022 yang mengatur tentang penyaluran KUR," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari