JAKARTA. Prospek bisnis asuransi di Indonesia di masa depan semakin cerah. Pemicunya adalah anggaran masyarakat untuk membeli produk asuransi semakin besar. Tak heran jika banyak investor baru yang tertarik masuk ke industri ini. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mencatat, densitas industri asuransi komersial mencapai Rp 603.800 hingga kuartal III 2012. Nilai itu naik dibandingkan akhir tahun lalu sebesar Rp 547.130 dan Rp 432.820 pada 2010. Densitas adalah perbandingan premi dengan jumlah penduduk atau rata-rata pengeluaran masyarakat berasuransi. Sedangkan total premi bruto per akhir September 2012 mencapai Rp 145,52 triliun alias tumbuh pesat dibandingkan akhir 2011 yang sebesar Rp 131,86 triliun. Sekadar informasi, premi bruto adalah gabungan pendapatan premi baru dengan premi lanjutan."Premi semakin besar karena pengeluaran masyarakat untuk berasuransi meningkat," kata Isa Rachmatawarta, Kepala Biro Perasuransian Bapepam-LK, Jumat (23/11).
Dana untuk berasuransi makin besar
JAKARTA. Prospek bisnis asuransi di Indonesia di masa depan semakin cerah. Pemicunya adalah anggaran masyarakat untuk membeli produk asuransi semakin besar. Tak heran jika banyak investor baru yang tertarik masuk ke industri ini. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mencatat, densitas industri asuransi komersial mencapai Rp 603.800 hingga kuartal III 2012. Nilai itu naik dibandingkan akhir tahun lalu sebesar Rp 547.130 dan Rp 432.820 pada 2010. Densitas adalah perbandingan premi dengan jumlah penduduk atau rata-rata pengeluaran masyarakat berasuransi. Sedangkan total premi bruto per akhir September 2012 mencapai Rp 145,52 triliun alias tumbuh pesat dibandingkan akhir 2011 yang sebesar Rp 131,86 triliun. Sekadar informasi, premi bruto adalah gabungan pendapatan premi baru dengan premi lanjutan."Premi semakin besar karena pengeluaran masyarakat untuk berasuransi meningkat," kata Isa Rachmatawarta, Kepala Biro Perasuransian Bapepam-LK, Jumat (23/11).