Dana Verifikasi Restrukturisasi TPT Habis



JAKARTA. Walau belum terserap secara keseluruhan, rupanya dana verifikasi yang disiapkan oleh pemerintah untuk program restrukturisasi tekstil dan produk tekstil (TPT) diasumsikan kurang. Oleh karena itu, Departemen Perindustrian (Depperin) telah berniat menutup program restrukturisasi tersebut. Aryanto Sagala, Direktur Industri TPT mengatakan dana verifikasi program restrukturisasi diperkirakan telah habis. Padahal, program restrukturisasi tersebut belum terserap dan berjalan sepenuhnya. "Dana verifikasi yang dianggarkan Rp 6,4 miliar diperkirakan kurang," katanya, kemarin. Menurut Aryanto, kurangnya alokasi dana verifikasi ini terjadi akibat banyaknya perusahaan kecil TPT yang mengajukan program. Tahun ini, yang mengajukan skim I saja sudah mencapai 165 perusahaan. Padahal, pada tahun lalu hanya mencapai 92 perusahaan. "Perusahaan yang berminat ternyata diluar perkiraan," tuturnya. Bukan hanya itu, dana tersebut rupanya harus digunakan bukan hanya untuk memverifikasi pengaju restrukturisasi tahun ini saja. Namun juga digunakan untuk memverifikasi perusahaan penerima TPT tahun lalu. "Petugas verifikasi yang ditunjuk juga harus memeriksa mesin yang telah dibeli penerima TPT 2007," ungkapnya. Sayangnya, Aryanto bilang pemerintah tidak memiliki dana cadangan untuk menambah dana verifikasi tersebut. Oleh karena itu, Depperin berencana menutup program restrukturisasi tersebut bulan ini. Namun, bagi perusahaan yang masih berminat masih diperbolehkan dengan catatan menyediakan dana verifikasi. "Sistemnya bisnis to bisnis," paparnya. Asal tahu saja, Menurut Aryanto hingga akhir Juli sudah ada 165 perusahaan dengan nilai investasi Rp 2,19 triliun. "Dana skim I yang terserap sudah mencapai 74% alias Rp 211 miliar," tegasnya. Sementara untuk skim II sudah ada sekitar 14 perusahaan hingga 17 perusahaan yang mengajukan dana restrukturisasi. Dana skim II yang terserap telah mencapai 75% alias Rp 34 miliar. Ernovian G Ismy, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan sikap penyesalannya atas kurangnya dana verifikasi. Apalagi, kekurangan dana tersebut dibebankan kepada pengaju TPT. "Saya takut industri TPT akan terpukul lagi sama seperti sebelum krisis sehingga membuat NPL bank kembali naik," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Test Test