Danai riset dan kegiatan sosial, Unika Atma Jaya gelar konser Gala Fundraising



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Unika Atma Jaya (UAJ) akan menggelar acara Gala Fundraising, HOPE a Music Concert 2019 di Kampus 1 Semanggi, Sudirman, Jakarta Selatan, Minggu (8/9).

Penggalangan dana ini dilakukan dengan membuka donasi dan lelang yang hasilnya akan digunakan untuk mendanai program-program yang bermanfaat bagi pendidikan dan masyarakat.

Acara ini terasa spesial karena berdekatan dengan 60 tahun usia UAJ, sekaligus memperingati 30 tahun berkunjungnya mendiang Paus Yohanes Paulus II, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Dunia ke Kampus Semanggi itu.

Baca Juga: Puting beliung merusak 49 rumah, Aceh Utara tetapkan bencana daerah

Seluruh pengisi konser ini bertalian dengan Unika Atma Jaya dan mempersembahkan karyanya demi penggalangan dana. Mereka adalah para alumni dan dosen UAJ yang piawai dan telah lama berkarya di dunia kesenian. 

Beberapa nama para alumni yang tampil dalam acara tersebut adalah Jodi Visnu, Adrian Purwadihardja, Handrawan Nadesul, Michelle Oswari, Boris Manurung, Christ Billy Aryanto, Laurensia Harini Tunjungsari, Weny Savitry Pandia Sembiring, Psikolog hingga Desy Ratnasari yang merupakan alumni dan mahasiswa program doktoral psikologi di Unika Atma Jaya. 

Selain penampilan para alumni dan staf, UAJ juga mengadakan lelang karya seni yang didonasikan oleh segenap civitas akademika UAJ dan membuka donasi bagi program rain-water harvesting dan kerja sama dengan UNHCR untuk pendampingan pengungsi. 

Acara akan diikuti ratusan filantrofis, mitra, dan donatur UAJ. Program penggalangan dana ini merupakan bagian dari rencana strategis dan kolaborasi yang bersifat jangka menengah. 

Baca Juga: Menpora Malaysia Syed Saddiq kritik polisi Indonesia, ada apa?

Dalam aspek kepedulian sosial, dana yang terkumpul akan digunakan untuk mendanai kegiatan penyediaan air bersih dan pendampingan pengungsi.

Program rain water harvesting (RWH) / memanen air hujan bertujuan untuk menjawab satu isu kemanusiaan terbesar di pinggiran Jakarta, yaitu ketersediaan air bersih, serta amblesnya tanah Jakarta sebesar 4 meter sejak tahun ‘70an.

Terkait pengungsi, UAJ menyadari bahwa keberadaan mereka di Indonesia membutuhkan perhatian. Berbeda dengan dibayangkan oleh orang banyak, sebagian besar pengungsi merupakan anggota masyarakat dengan latar belakang profesional muda/pekerja yang sangat produktif.

Sementara, pengungsi di Indonesia tidak memiliki hak untuk mendapatkan gaji tetap. Tanpa pemasukan, kemampuan pengungsi untuk menghidupi diri sendiri menjadi persoalan besar tanpa kejelasan akan solusi.

Baca Juga: Ingat, meski cuma menyeberang jalan saat ganji genap, tetap kena tilang

Dengan kerja sama dengan bermigrasi UNHCR dan ILO, UAJ menyediakan pelatihan kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) agar pengungsi dapat bermitra dengan generasi muda Indonesia sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi