Danamon revisi pertumbuhan kredit di single digit



JAKARTA. Bank Danamon masih melakukan kajian atas revisi rencana bisnis bank (RBB) tengah tahun ini, yang paling lambat diserahkan pada akhir Juni mendatang kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Direktur Keuangan Bank Danamon, Vera Eve Lim mengungkapkan, kemungkinan pertumbuhan penyaluran kredit sepanjang tahun 2015 ini, bisa satu angka alias single digit.

"Menurut saya target proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini bisa single digit. Kami sedang hitung dan target disampaikan ke OJK akhir bulan ini," kata Vera di Jakarta akhir pekan lalu.

Hal ini, kata Vera disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi. Bahkan, pada Ramadan dan jelang Lebaran ini, Vera memperkirakan pertumbuhan kredit konsumsi tidak akan tumbuh secara signifikan. "Kalau mendekati lebaran, permintaan kredit konsumsi biasanya meningkat. Tapi mulai bulan Mei kemarin, belum ada peningkatan. Kami harap bulan Juni ini. Untuk satu bulan ini harusnya meningkat karena ada THR, ada gajian. Tapi sepanjang tahun kami prediksi menurun," ucap Vera.  


Perlambatan pertumbuhan kredit, tentu berpengaruh terhadap pendapatan bank dari sisi pendapatan berbasis bunga atawa fee based income perbankan. Menurut Vera, dengan revisi perlambatan pertumbuhan ekonomi di tahun 2015 ini, maka hal itu turut mempengaruhi pendapatan perbanakan. "Bisnis bank proxy (mewakili) pertumbuhan ekonomi. Kalau ekonomi diprediksi menurun, pasti berdampak ke perbankan. Jangan kaget, karena bisnis bank tidak bisa bertolak berlakang dengan kondisi ekonomi," jelasnya.

Dalam sisa tahun bershio kambing kayu ini, bank dengan kode emiten BDMN akan menggenjot pertumbuhan kredit segmen usaha kecil dan menengah (UKM) dan juga segmen komersial. Sedangkan segmen kredit yang masih mengalami perlambatan di Bank Danamon, diantaranya adalah kredit segmen konsumsi seperti sektor otomotif baik roda dua maupun roda empat dan juga kredit pemilikan rumah (KPR).

Menurut Vera, meski pada kredit segmen konsumsi terdapat stimulus berupa penurunan uang muka atau down payment pada pelonggaran aturan loan to value (LTV), namun hal tersebut belum akan terasa dampaknya. Sebab, kata Vera, LTV baru akan terasa efeknya apabila pertumbuhan ekonomi sedang naik. Dengan kondisi perlambatan pertumbuhan ekonomi ini, pelonggaran aturan tersebut, belum bisa mendongkrak pertumbuhan kredit perbankan.

Vera bilang, selain melakukan revisi RBB pada tengah tahun ini, pihaknya juga tengah melakukan kajian pertumbuhan kredit aerta strategi bank untuk tahun 2016 mendatang. Menurutnya, di tengah kondisi perlambatan pertumbuhan kredit, perbankan juga banyak melakukan pembenahan.

"Setiap business cycle, selalu ada hikmahnya. Kalau bisa menyikapinya, itu akan menjadi sesuatu yang bukan kontraproduktif tapi sesuatu yang lebih bagus. Karena bank banyak melakukan pembenahan, bagaimana rencana untuk pertumbuhan pada 3-5 tahun ke depan," ujar Vera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie