KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Surplus neraca transaksi berjalan Indonesia saat ini dinilai kurang solid. Alasannya, penguatan neraca transaksi berjalan lebih banyak terjadi karena investasi yang melemah sejak pandemi. Pranjul Bhandari, Chief India Economist/Strategist, ASEAN Economist HSBC, menuliskan dalam risetnya yang berjudul Indonesia: Holding Up a Mirror, rumahtangga, korporasi, dan pemerintah saat ini tidak bisa diharapkan mendorong investasi. Artinya, agen pendorong pertumbuhan ekonomi tradisional saat ini tidak memiliki kapasitas mendukung pertumbuhan investasi. “Tapi sekarang ada Danantara, menurut saya Danantara hadir di saat yang tepat,” sebut Bhandari, dalam wawancara terbatas dengan wartawan, Rabu (29/10).
Danantara Berpotensi Menjadi Motor Baru Pendorong Investasi Indonesia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Surplus neraca transaksi berjalan Indonesia saat ini dinilai kurang solid. Alasannya, penguatan neraca transaksi berjalan lebih banyak terjadi karena investasi yang melemah sejak pandemi. Pranjul Bhandari, Chief India Economist/Strategist, ASEAN Economist HSBC, menuliskan dalam risetnya yang berjudul Indonesia: Holding Up a Mirror, rumahtangga, korporasi, dan pemerintah saat ini tidak bisa diharapkan mendorong investasi. Artinya, agen pendorong pertumbuhan ekonomi tradisional saat ini tidak memiliki kapasitas mendukung pertumbuhan investasi. “Tapi sekarang ada Danantara, menurut saya Danantara hadir di saat yang tepat,” sebut Bhandari, dalam wawancara terbatas dengan wartawan, Rabu (29/10).
TAG: