KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah terjadi defisit pada September 2019, Danareksa Research Institute (DRI) melihat Indeks Harga Konsumen akan mengalami inflasi tipis pada Oktober 2019. Berdasarkan rilis dari DRI tentang proyeksi inflasi pada Oktober 2019, Rabu (30/10), inflasi pada bulan ini akan sebesar 0,16% (mom) atau bila dilihat secara year on year akan sebesar 3,27%. Ini terjadi karena harga bahan pangan bergejolak di Oktober yang mengalami kenaikan, salah satunya beras. DRI melihat bahwa kenaikan harga bahan pangan ini disebabkan oleh kemarau panjang yang menyebabkan produksi beras terganggu.
Bahkan, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode Januari 2019 - September 2019, sawah yang menghasilkan padi hanya mencapai 8,99 juta hektare, atau lebih rendah dari periode 2018 dengan sawah yang produktif seluas 9,53 juta hektare. Pada periode Januari 2019 - September 2019 juga, produksi beras hanya mencapai 26,9 juta ton atau lebih rendah dari produksi beras pada periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar 28,5 ton. Selain beras, harga bahan pangan bergejolak lain yang mengalami inflasi adalah daging ayam, bawang merah, dan gula. Ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan pada bulan ini. Namun, ada juga bahan pangan bergejolak yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat laju inflasi, seperti telur ayam, bawang putih, dan cabai. Setelah harga bahan pangan bergejolak, DRI juga melihat adanya kondisi harga barang grosir yang meningkat pada Oktober 2019. Harga barang grosir pada bulan ini meningkat sebesar 0,07%. Ini lebih besar dari kenaikan pada bulan sebelumnya yang hanya sebesar 0,02%.