KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepercayaan konsumen terhadap prospek perekonomian Indonesia pada September 2020 mengalami penurunan. Bank Indonesia (BI) mencatat, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan tersebut sebesar 83,4 atau lebih rendah dari IKK Agustus 2020 yang sebesar 86,9. Sejalan dengan survei konsumen bank sentral, Danareksa Research Institute (DRI) juga melihat adanya penurunan ekspektasi konsumen. Ini terlihat dari IKK survei DRI yang sebesar 73,3 alias turun dari 74,0 pada bulan sebelumnya.
“Penurunan IKK pada bulan September 2020 dipengaruhi oleh peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia yang menyebabkan beberapa daerah kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB),” ujar Kepala Ekonom DRI Moekti P. Soejachmoen kepada Kontan.co.id, Kamis (6/10).
Baca Juga: Optimisme konsumen akan prospek ekonomi ke depan menurun Moekti menjabarkan, pada September 2020 ini banyak konsumen yang memberikan perhatian lebih kepada pandemi Covid-19 seiring dengan peningkatan kasus Covid-19. Menurut data DRI, sebanyak 46,46% konsumen nampak concern terhadap pandemi ini. Ini lebih tinggi dari 43,62% pada bulan Agustus 2020. Masyarakat yang banyak menunjukkan perhatian lebih terhadap pandemi ini terutama di DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, juga Jawa Timur, daerah yang mengalami peningkatan kasus. Akibat peningkatan kasus tersebut, banyak konsumen yang mulai khawatir akan prospek ketersediaan lapangan kerja. Sebanyak 55,16% masyarakat khawatir akan kelangkaan pekerjaan, lebih tinggi dari 54,29% pada bulan sebelumnya. Kekhawatiran terutama terjadi pada konsumen yang berada di perkotaan. Ke depannya, konsumen juga nampak kurang yakin dengan prospek perekonomian domestik pada 6 bulan ke depan.
Baca Juga: Persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini melemah Hal ini terlihat dari proporsi konsumen yang yakin akan pendapatan keluarga yang akan meningkat pada 6 bulan ke depan, tercatat sebesar 76,2% alias turun 6,3%. Sebaliknya, proporsi konsumen yang yakin kalau pendapatan keluarga akan menurun pada 6 bulan ke depan malah meningkat dari 32,1% menjadi 36,3%. “Ekspektasi pendapatan keluarga yang melemah lebih banyak terlihat di masyarakat pendapatan menengah dan masyarakat pendapatan rendah,” tandas Moekti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli