JAKARTA. Danareksa Securities melakukan upgrade target harga untuk saham PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) menjadi Rp 35.350. Selain itu, Danareksa Securities juga meng-upgrade rekomendasi saham ITMG dari jual (sell) menjadi tahan (hold). Menurut Peter P. Sutedja, analis Danareksa Securities dalam hasil riset yang dirilis hari ini, saham ITMG menawarkan downside sebesar 5% dari harga saham saat ini. Rekomendasi Peter juga berdasarkan beberapa asumsi. Pertama, target atau proyeksi produksi serta penjualan batubara ITMG untuk tahun 2010-2011 mencapai sebesar 23,2 juta ton. Meski begitu, Danareksa memangkas target produksi penambangan Jorong menjadi 1 juta ton tahun ini. "Ini dikarenakan adanya penundaan penambangan di Februari 2010 dan baru mulai beroperasi kembali di Juli 2010," jelasnya. Namun, penurunan produksi dari Jorong tahun ini diperkirakan dapat ditutup oleh Indominco. Kedua, Danareksa menaikkan estimasi cash cost produksi untuk tahun 2010 sebesar 2,4% menjadi US$ 34 per ton. "Kami juga memasukkan rugi derivatif sebesar US$ 8,4 juta pada forecast untuk tahun 2010," tambahnya. Dengan demikian, akan ada sedikit penurunan pada laba bersih sebesar 1,2% menjadi US$ 333,2 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Danareksa revisi rekomendasi ITMG dari jual jadi tahan
JAKARTA. Danareksa Securities melakukan upgrade target harga untuk saham PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) menjadi Rp 35.350. Selain itu, Danareksa Securities juga meng-upgrade rekomendasi saham ITMG dari jual (sell) menjadi tahan (hold). Menurut Peter P. Sutedja, analis Danareksa Securities dalam hasil riset yang dirilis hari ini, saham ITMG menawarkan downside sebesar 5% dari harga saham saat ini. Rekomendasi Peter juga berdasarkan beberapa asumsi. Pertama, target atau proyeksi produksi serta penjualan batubara ITMG untuk tahun 2010-2011 mencapai sebesar 23,2 juta ton. Meski begitu, Danareksa memangkas target produksi penambangan Jorong menjadi 1 juta ton tahun ini. "Ini dikarenakan adanya penundaan penambangan di Februari 2010 dan baru mulai beroperasi kembali di Juli 2010," jelasnya. Namun, penurunan produksi dari Jorong tahun ini diperkirakan dapat ditutup oleh Indominco. Kedua, Danareksa menaikkan estimasi cash cost produksi untuk tahun 2010 sebesar 2,4% menjadi US$ 34 per ton. "Kami juga memasukkan rugi derivatif sebesar US$ 8,4 juta pada forecast untuk tahun 2010," tambahnya. Dengan demikian, akan ada sedikit penurunan pada laba bersih sebesar 1,2% menjadi US$ 333,2 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News