Daniel Snyder: Menguasai perusahaan penyiaran dan program televisi AS (4)



Setelah sukses dengan Washington Redskins, Daniel Snyder masuk ke bisnis media. Ia mulai memimpin kerajaan bisnis yang dia idamkan sewaktu kecil itu pada 2007 dengan membeli Dick Clark Productions. Untuk mengembangkan usaha produsen acara-acara televisi tersebut , Snyder mengubah fokus produksi ke tayangan dokumenter tanpa melepas program hiburan. Dia lalu membeli Red Zebra Broadcasting dan menjadikannya perusahaan radio terkemuka di Amerika Serikat.

Terjun ke bisnis media memang ambisi Daniel Snyder sejak kecil. Cita-cita ini tak lepas dari pengaruh orang tuanya yang seorang jurnalis. Namun, ia tak mau merasakan lagi pengalaman pahit seperti saat mengelola media kampus, Campus USA. Oleh karena itu, dia membeli klub American Football, Washington Redskins sebelum masuk ke bisnis media. Sebab untuk menjalankan bisnis media butuh dukungan finansial yang kuat dan stabil.

Kiprah Snyder di bisnis media dimulai lagi pada 19 Juni 2007. Ia membeli perusahaan produksi acara televisi, Dick Clark Productions (DCD). Sebagai pemilik DCD yang baru, dia membuat beberapa perubahan dengan fokus pada film dokumenter dari sebelumnya program-program hiburan. "Media memiliki fungsi untuk mendidik masyarakat," ujarnya.


Walaupun fokus menggarap film-film dokumenter, Snyder tetap mempertahankan acara-acara hiburan. Beberapa acara yang tetap dipertahankan: The American Music Awards, The Academy of Country Music Awards, dan The Golden Globe Awards yang merupakan acara favorit masyarakat Amerika Serikat (AS).

Tidak puas dengan hanya memiliki DCD, Snyder kembali melakukan gebrakan. Di tahun yang sama, ia membeli saham mayoritas perusahaan penyiaran Red Zebra Broadcasting yang sebelumnya bernama Blue Zebra Broadcasting. Dia memutuskan mengubah nama Blue Zebra Broadcasting menjadi Red Zebra Broadcasting karena warna biru merupakan warna kebesaran klub American Football, Dallas Cowboys dan New York Giants. Dua klub ini merupakan musuh bebuyutan Washington Redskins.

Masih di tahun yang sama, Snyder juga sempat ingin membeli klub elite Liga Premier Inggris yang bermarkas di London Utara, Tottenham Hotspur. Namun, kesepakatan pembelian senilai US$ 900 juta gagal. Pasalnya, Snyder merasa penawaran harga itu terlalu mahal.

Setahun kemudian atau tepatnya Juni 2008, The Washington Business Journal melaporkan, bahwa Red Zebra berhasil memperoleh hak siar dari stasiun radio Clear Channel Communications di wilayah Washington. Dengan hak siar itu, Red Zebra menjadi pemilik WTEM Sports Talk 980, WTNT AM 570, dan WWRC Progressive Talk 1260.

Sebulan kemudian, Red Zebra kembali melakukan ekspansi dengan mengakuisisi tiga stasiun radio dari Centennial Broadcasting di Lynchburg dan Roanoke. Banyak yang menilai langkah ini merupakan bukti keberhasilan Red Zebra menguasai media penyiaran mengingat wilayah Lynchburg dan Roanoke sangat strategis untuk masuk ke pasar Virginia.

Tak hanya itu, pada Agustus 2008, Red Zebra kembali mengumumkan kesepakatan dengan ESPN Deportes Radio, jaringan stasiun radio olahraga berbahasa Spanyol di AS. Mulai saat itu, Red Zebra berhak menyiarkan Deportes WXTR 730 AM. Dengan sepak terjangnya tersebut, publik mengakui Red Zebra sebagai salah satu perusahaan penyiaran radio terdepan di AS. Kekayaan Snyder juga diberitakan meningkat hampir 60% berkat keberhasilannya menjalankan bisnis media.

Tetapi, banyak kalangan menilai kesibukan Snyder di perusahaan-perusahaan medianya sebagai penyebab mundurnya prestasi Washington Redskins. Toh, kritik itu tak membuatnya punya keinginan untuk melepas Redskins. "Ketiga usaha yang saya jalankan saling mendukung, sehingga tidak ada alasan untuk melepasnya," tegas ayah dua putri dan satu putra ini.

Snyder juga aktif dalam organisasi kesehatan Ventiv Health setelah istrinya, Tanya, didiagnosis menderita kanker payudara dan harus menjalani operasi.

(Selesai)

Editor: Test Test