Dapat dana PEN, BNI Syariah akan fokus salurkan pembiayaan di sektor ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BNI Syariah akan mendapatkan penempatan dana dari pemerintah dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN) tahun ini. Bank ini berharap dana tersebut bisa mendorong pembiayaan tumbuh positif sampai akhir tahun. 

Sebelumnya, pemerintah menyebut akan menempatkan dana PEN di tiga bank syariah masing-masing Rp 1 triliun untuk disalurkan ke dalam kredit. 

Wahyu Aviano, Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah mengatakan, pihaknya mendukung kebijakan pemerintah tersebut. 


"Kami siap menerima penempatan dana PEN Rp 1 triliun-Rp 3 triliun sampai akhir tahun. Dengan dana itu, kami proyeksikan pembiayaan BNI Syariah akan tumbuh sekitar 2%-5% secara year on year (yoy) tahun ini," kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Kamis (8/10). 

Ia bilang, sebagian besar  dari dana itu akan di-leverage ke dalam penyaluran pembiayaan di segmen produktif mulai dari segmen Usaha Mikro, Kecil, Menengah sampai dengan segmen komersial.

Baca Juga: Permintaan KPR tinggi, BRI Syariah dorong pengajuan lewat aplikasi digital

Menghadapi ketidakpastian ekonomi ke depan, BNI Syariah akan fokus untuk menyalurkan pembiayaan pada segmen dan sektor ekonomi yang memiliki potensi untuk tetap survive bahkan tumbuh yaitu industri jasa sosial masyarakat (Kesehatan & Pendidikan), industri pengolahan, industri telekomunikasi, industri e-commerce, dan segmen Konsumer pada nasabah fixed income pada sektor pemerintahan.

Hingga Agustus, penyaluran pembiayaan BNI Syariah hanya tercatat tumbuh 0,9% yoy ke Rp 31,01 triliun. Sementara laba bersih perseroan tercatat sebesar Rp 345 miliar, turun dari periode yang sama tahun sebesar Rp 432 miliar. 

Aset BNI Syariah tumbuh sebesar 15,7% yoy dengan nominal Rp 49,97 triliun. Pertumbuhan Aset ini dikontribusikan oleh pertumbuhan DPK yang mencapai 16,4% dengan rasio dana murah CASA  66,7%.

Selanjutnya: Ingin naik haji di usia muda? Berikut syarat tabungan haji BNI Syariah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi