JAKARTA. Saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) bergerak positif pada transaksi pagi ini (24/12). Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.50 WIB, saham ERAA mendaki 1,01% menjadi Rp 1.000. Tiga sekuritas yang paling banyak memburu saham ini berdasarkan data Bloomberg yaitu: eTrading Securities senilai Rp 199 juta, Sucorinvest Central Gani senilai Rp 150 juta, dan Overseas Securities senilai Rp 129 juta. Menurut Kepala Riset KDB Daewoo Securities Betrand Reynaldi, pergerakan saham ERAA berkaitan dengan aksi korporasi perusahaan. Asal tahu saja, Erajaya Group baru saja meraih tambahan fasilitas kredit menjadi Rp 2 triliun dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Fasilias pinjaman tersebut diberikan secara joint borrowing di mana masing-masing perseroan dan entitas anak dapat melakukan penarikan atas pinjaman yang diberikan. "Kami melihat, pinjaman senilai Rp 2 triliun tersebut masih wajar dikarenakan tingkat hutang terhadap ekuitas perusahaan masih sebesar 43%. Tetapi perlu diingat, saat ini, biaya bunga pinjaman kurang kompetitif mengingat suku bunga sudah menyentuh 7,50%," jelas Betrand. Manajemen ERAA menargetkan estimasi penjualan ERAA tahun ini akan tumbuh 21% atau senilai Rp 15,5 triliun lebih tinggi dari target pertumbuhan industri sebesar 15% tahun 2013. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dapat fasilitas kredit tambahan, saham ERAA naik
JAKARTA. Saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) bergerak positif pada transaksi pagi ini (24/12). Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.50 WIB, saham ERAA mendaki 1,01% menjadi Rp 1.000. Tiga sekuritas yang paling banyak memburu saham ini berdasarkan data Bloomberg yaitu: eTrading Securities senilai Rp 199 juta, Sucorinvest Central Gani senilai Rp 150 juta, dan Overseas Securities senilai Rp 129 juta. Menurut Kepala Riset KDB Daewoo Securities Betrand Reynaldi, pergerakan saham ERAA berkaitan dengan aksi korporasi perusahaan. Asal tahu saja, Erajaya Group baru saja meraih tambahan fasilitas kredit menjadi Rp 2 triliun dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Fasilias pinjaman tersebut diberikan secara joint borrowing di mana masing-masing perseroan dan entitas anak dapat melakukan penarikan atas pinjaman yang diberikan. "Kami melihat, pinjaman senilai Rp 2 triliun tersebut masih wajar dikarenakan tingkat hutang terhadap ekuitas perusahaan masih sebesar 43%. Tetapi perlu diingat, saat ini, biaya bunga pinjaman kurang kompetitif mengingat suku bunga sudah menyentuh 7,50%," jelas Betrand. Manajemen ERAA menargetkan estimasi penjualan ERAA tahun ini akan tumbuh 21% atau senilai Rp 15,5 triliun lebih tinggi dari target pertumbuhan industri sebesar 15% tahun 2013. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News