JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk masih harap-harap cemas. Perusahaan ini masih menunggu kabar pemerintah atas kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun depan yang akan menjadi jatah untuk mereka distribusikan. Kalau tak meleset, pemerintah akan memberi kabar tersebut pekan depan. Menyambut besaran kuota distributor BBM bersubsidi, AKR menyiapkan strategi menambah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Pilihan lokasinya akan menyesuaikan dengan lokasi distribusi yang ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Karena itu, Direktur AKR Corporindo Suresh Vembu belum bisa memberikan informasi terkini perihal target jumlah SPBU yang akan dibangun. "Untuk berapa dan dimananya kami belum tahu, karena itu sesuai dengan arahan Dirjen Migas Kementerian ESDM nanti," kata dia kepada KONTAN, (3/12). Sebagai gambaran, sebelumnya Vembu optimistis akan menambah membangun 50-60 SPBU tahun 2015. Tambahan SPBU itu akan menggenapi 131 SPBU yang dimiliki hingga akhir tahun 2014. Manajemen perusahaan ini juga sudah sempat membeberkan menyiapkan belanja modal US$ 30 juta - US$ 35 juta tahun depan. Perinciannya, US$ 20 juta - US$ 25 juta untuk membangun SPBU baru. Sisanya, untuk membangun terminal dan infrastruktur pendistribusian BBM. Bisa dimaklumi jika AKR berencana menambah SPBU anyar pasca resmi kembali ditunjuk sebagai distributor BBM bersubsidi. Sebab, perusahaan itu berharap bisa menyalurkan BBM bersubsidi dengan kuota lebih banyak dari tahun ini. Paling tidak hal itu terlihat dari perusahaan yang terpilih menjadi distributor. Badan Pengatur Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) akhirnya hanya menunjuk AKR dan PT Pertamina sebagai distributor BBM bersubsidi. Sementara PT Surya Parna Niaga yang semula menjadi distributor BBM bersubsidi tahun ini, bersama AKR dan Pertamina, gagal melaju tahun depan. Dengan alasan, belum mendapatkan perpanjangan izin usaha dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM. SPBU tak menentukan Sayang, Kepala BPH Migas Andy Noor Sommeng belum bisa membocorkan volume BBM bersubsidi yang akan disalurkan AKR. "Yang pasti jatah perhitungannya akan kami lihat dari banyaknya jumlah nozzle. Bukan dari jumlah SPBU," kata Andy. Pemerintah juga akan mempertimbangkan ketersediaan infrastruktur badan usaha penyalur BBM. Masalahnya, menurut Andy, pembangunan infrastruktur AKR banyak yang belum selesai. Sekadar mengingatkan, tahun depan total kuota BBM bersubsidi ditetapkan 46 juta kilo liter, sama dengan yang ditetapkan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN) 2014.
Tahun ini, AKR mendapatkan kuota distribusi BBM bersubsidi 640.000 kilo liter (kl). Kuota tersebut terdiri dari 140.000 kl premium dan 500.000 kl solar. Adapun, wilayah pendistribusian BBM bersubsidi tersebut, meliputi kabupaten dan kota di provinsi Sumatra Utara, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali. Termasuk, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan. Hingga September 2014, pendapatan dari perdagangan dan distribusi BBM masih mendominasi pendapatan terbesar AKR. Pendapatan itu menyumbang Rp 15,87 triliun, atau 93,40% terhadap total pendapatan. Namun, BBM tersebut berupa BBM bersubsidi dan non-subsidi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anastasia Lilin Yuliantina