KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan
financial teknologi (fintech), Akulaku, resmi menjadi pemegang saham baru PT Bank Yudha Bhakti Tbk (
BBYB). Kehadiran pemegang saham baru tersebut akan mendukung rencana transpormasi digital bank kategori BUKU I tersebut. Dengan kehadiran pemegang saham baru itu, Bank Yudha Bhakti akan agresif menjalankan ekpansi bisnisnya tahun ini dengan menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit 30%. Jauh lebih tinggi dari pertumbuhan tahun lalu yang masih dibawah 10%. Akulaku merupakan perusahaan
fintech asal China yang berdiri sejak tahun 2014. Salah satu pemegang sahamnya perusahaan ini adalah Alibaba. Di Indonesia, mereka telah beroperasi sejak 2016 dengan menawarkan bisnis pinjaman dengan jangka pendek.
Denny Novisar Mahmuradi, Direktur Utama Bank Yudha Bhakti mengatakan, sistem bisnis Akulaku akan digabungkan dengan bisnis Bank Yudha Bhakti yang fokus pada pembiayaan jangka panjang. "Dengan kerjasama ini, Yudha Bhakti akan masuk ke segmen Akulaku. Mereka sebagai
fintech tidak bisa melakukan
funding maka nanti mereka akan fokus di
lending saja. Sementara Bank Yudha Bhakti akan menggenjot
funding." jelas Denny di Jakarta, Jumat (15/3). Jika selama ini Bank Yudha Bhakti fokus pada pembiayaan pensiunan, maka ke depan mereka akan mulai menfokuskan pengembangan bisnis ritel. Denny bilang, bisnis segmen baru ditargetkan akan menyumbang porsi 15% terhadap total kredit mereka. Sejalan dengan ekspansi kredit itu, Bank Yudha Bhakti juga menargetkan
profit yang lebih baik tahun ini. Laba bersih ditargetkan bisa mencapai sekitar Rp 140 miliar. Denny menambahkan, investasi Akulaku di Bank Yudha Bhakti akan mencapai lebih dari Rp 500 miliar yang akan dilakukan secara bertahap. Tahap kedua, bank ini akan melakukan penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias
right issue. Rencana
right issue tersebut akan dilakukan paling lambat pada Mei 2019 dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 3 miliar lembar saham. Akulaku akan bertindak sebagai pembeli siaga atau
standby buyer dalam aksi korporasi tersebut. Adriyana Muchyana, Kepala Divisi
Corporate secretary Bank Yudha Bhakti mengatakan, setelah rampungnya
right issue tersebut maka Bank Yudha Bhakti akan naik kelas dari BUKU I ke BUKU II. "Dengan naik BUKU kami akan lebih leluasa dalam mengembangkan bisnis. Produk bisa lebih variatif dan peluncuran-peluncuran baru bisa lebih banyak." katanya. Aset Bank Yudha Bhakti tahun lalu tercatat sebesar Rp 5 triliun. Dengan naik BUKU II, bank ini menargetkan akan mencatatkan aset Rp 10 triliun pada tahun 2020. Khisna Gozali, Direktur Gozko Capital mengatakan, hadirnya Akulaku di Bank Yudha Bhakti merupakan bentuk kerjasama yang pertama kalinya di Asia Tenggara yakni
fintech menjadi investor bank. Dia bilang, pihaknya tertarik bekerjasama dengan Akulaku karena pertumbuhan bisnisnya yang cukup melejit, dan keunggulan teknologi yang dimiliki.
"Kami tertarik bekerjasama dengan Akulaku karena pertumbuhan bisnis mereka sangat pesat. Baru berdiri tiga tahun karyawannya sudah 500 orang lebih dan mereka memiliki teknologi kecerdasan buatan dalam menganalisa kredit. Ini akan sangat bagus bagi Bank Yudha Bhakti," kata Krisna. Akulaku sendiri hadir menjadi pemegang saham dengan mengakuisisi 8,9% saham milik pemegang saham pengendali yakni PT Gozko Capital yang sebelumnya menggenggam 42,16% saham BBYB. Saham tersebut dibeli dengan harga Rp 338 per lembar saham sehingga total nilainya mencapai Rp 158 miliar. Dengan begitu, kepemilikan saham Bank Yudha Bhakti saat ini menjadi adalah Cozko Capital 33,26%, Asabri 23,89%, Akulaku 8,9%, Asuransi Jiwa Adisaranawanaartha 5,95% dan sisanya publik. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi