KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan rintisan kecerdasan buatan (AI) milik Elon Musk, xAI, sedang dalam tahap awal pembicaraan untuk mendapatkan pendanaan baru yang diperkirakan dapat meningkatkan valuasi perusahaan hingga US$40 miliar, dari sebelumnya US$24 miliar hanya dalam lima bulan. Menurut sumber yang mengetahui diskusi tersebut, investor dikabarkan telah membicarakan pendanaan senilai US$5 miliar ke perusahaan ini, meskipun nilai ini dapat berubah seiring berjalannya pembicaraan.
Latar Belakang: Kebangkitan Pendanaan di Sektor AI
Kenaikan pendanaan xAI ini muncul setelah OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, berhasil mendapatkan pendanaan yang membuat valuasi mereka meroket hingga US$157 miliar. OpenAI, yang memicu gelombang teknologi AI sejak akhir 2022, telah membuka jalan bagi gelombang besar pendanaan di sektor ini.
Baca Juga: Elon Musk Membeli Sebuah Kompleks di Texas Senilai US$35 Juta untuk 11 Anaknya Meski belakangan ini semangat investor terhadap perusahaan AI mulai mereda dengan beberapa perusahaan profil tinggi yang bergabung dengan raksasa teknologi seperti Google dan Amazon xAI dan OpenAI tetap menjadi dua perusahaan yang berhasil menggalang miliaran dolar untuk mengembangkan teknologi AI terdepan. Pada Mei lalu, xAI berhasil mengumpulkan dana sebesar US$6 miliar, sedangkan saingannya, Anthropic, mengumpulkan ratusan juta dolar dan dalam beberapa bulan terakhir juga berencana untuk meningkatkan pendanaan.
Keterlibatan Musk di Dunia AI: Dari OpenAI ke xAI
Elon Musk mendirikan OpenAI pada 2015 bersama Sam Altman dan beberapa peneliti AI lainnya. Namun, kurang dari tiga tahun kemudian, Musk meninggalkan OpenAI akibat perselisihan tentang arah pengembangan organisasi tersebut. Setelah Musk hengkang, Altman mengubah OpenAI menjadi organisasi berorientasi profit agar mampu menghimpun dana besar yang dibutuhkan untuk membangun teknologi AI yang berdaya saing tinggi. Teknologi ini memerlukan pembelajaran dari data digital dalam jumlah masif, yang membutuhkan daya komputasi senilai ratusan juta dolar.
Baca Juga: Elon Musk Mangkir dari Panggilan Pengadilan Soal Kuis US$ 1 juta Jelang Pemilu AS Setelah peluncuran ChatGPT pada 2022, Musk meluncurkan xAI untuk mengembangkan teknologi serupa. Melalui layanan media sosialnya, X, xAI menawarkan chatbot bernama Grok. Startup ini menggunakan fasilitas di Memphis untuk mengembangkan model AI mereka di atas jaringan ribuan server komputer berkekuatan tinggi. Meskipun xAI independen dari X, teknologinya telah terintegrasi ke dalam platform media sosial tersebut dan dilatih menggunakan data dari kiriman pengguna. Pelanggan fitur premium X dapat mengajukan pertanyaan pada Grok dan menerima tanggapan yang didasarkan pada teknologi AI ini.
Strategi Terbuka untuk AGI: Visi xAI dan Musk
Musk mengklaim bahwa teknologi yang dikembangkan di xAI adalah langkah menuju kecerdasan umum buatan (AGI), sebuah mesin yang mampu melakukan berbagai tugas layaknya otak manusia. Musk berkomitmen bahwa teknologi AI miliknya akan “open source,” yaitu membagikan kode sumber AI tersebut kepada publik dan bisnis.
Baca Juga: Setelah Lama Dinanti, Akhirnya Tesla Secara Resmi Hadir di Pasar Filipina Pendekatan ini dianggap lebih aman oleh Musk, yang menilai bahwa transparansi memungkinkan pengawasan dan mitigasi risiko AI.
Meski demikian, pendekatan open source ini menjadi perdebatan tajam di industri teknologi. Sementara beberapa insinyur menilai teknologi ini harus dijaga agar tidak disalahgunakan, yang lain berpendapat bahwa transparansi menawarkan manfaat yang lebih besar dibandingkan risiko yang ada.
Editor: Handoyo .