Dapat Perpanjangan Izin Ekspor Kosentrat Tembaga, Ini Kata Bos Amman Mineral



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara sampai Mei 2024.

Sebagai informasi, merujuk dalam UU Minerba Pasal 170A tertulis pemegang Kontrak Karya (KK), Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi, atau Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Operasi Produksi Mineral Logam dapat melakukan penjualan produk Mineral logam tertentu yang belum dimurnikan dalam jumlah tertentu ke luar negeri dalam jangka waktu paling lama 3 tahun sejak UU ini mulai berlaku.

Adapun UU Minerba telah diberlakukan pada 10 Juni 2020. Artinya ekspor mineral konsentrat akan dilarang ekspor pada Juni 2023 mendatang.


Namun pemerintah memberikan relaksasi karena mempertimbangkan perkembangan pembangunan smelter dan dampak pandemi Covid-19, dan efek ekonomi jika terdampak moratorium ekspor.

Rachmat Makkasau, Presiden Direktur Amman Mineral Nusa Tenggara mengapresiasi keputusan Presiden Joko Widodo untuk memberikan relaksasi kepada Amman Mineral sebagai satu dari dua produsen tembaga untuk tetap bisa mengekspor tembaga selepas Juni 2023.

Baca Juga: Freeport dan Amman Mineral Dapat Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Hingga Mei 2024

“Fokus kami saat ini adalah untuk terus melakukan percepatan pembangunan smelter agar bisa segera selesai,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (28/7).

Rachmat menyatakan pihaknya juga menargetkan melakukan commissioning sesuai dengan target relaksasi yang baru ditetapkan pemerintah.

Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, total pencapaian kemajuan pembangunan smelter hingga Januari 2023 sebesar 51,63%.

Kabar terbaru, sudah dilaksanakan pemasangan tiang pancang untuk bangunan utama telah rampung sepenuhnya. Proses rebar dan concrete sebagai dasar bangunan telah mulai dilakukan dan rencananya pendirian bangunan akan dimulai akhir April 2023.

Berbagai peralatan berat dan struktur dasar bangunan juga telah tiba di Indonesia pada akhir Februari 2023 dan diharapkan instalasi akan mulai dilakukan pada Mei 2023. Adapun pengadaan barang juga telah mencapai 60%. Rachmat menegaskan, perkembangan ini merupakan komitmen perusahaan dalam membangun dan mengoperasikan smelter tembaga.

Baca Juga: Beri Izin Perpanjangan Ekspor Konsentrat Tembaga, ESDM Siapkan Peraturan Menteri

Akibat kendala pandemi COVID-19 dan krisis energi di Eropa, yang merupakan force majeure, jadwal konstruksi harus disesuaikan. Commissioning smelter ditargetkan pada Juli 2024, sementara operasional smelter dengan kapasitas 60% ditargetkan pada Desember 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari