Dapat PNM Rp 20 triliun, IFG segera tuntaskan restrukturisasi Jiwasraya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Financial Group (IFG) meraih penyertaan modal pemerintah (PMN) senilai Rp 20 triliun. Rencananya, dana tersebut akan digunakan untuk menyelesaikan restrukturisasi polis asuransi Jiwasraya. 

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, nasabah yang sudah menyetujui restrukturisasi polis Jiwasraya sudah mencapai 97%. Polis tersebut lalu diteruskan ke IFG Life, yang merupakan anak usaha IFG. 

Melalui restrukturisasi tersebut, IFG Life diharapkan bisa membayarkan kewajiban kepada nasabah Jiwasraya. Kemudian menjadikan IFG Life sebagai perusahaan asuransi yang sehat. "InsyaAllah, para nasabah yang selama ini terkatung - katung bisa diselesaikan," kata Erick,  dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (22/9). 


Selain itu, dalam paparan Erick di DPR juga diungkapkan, bahwa restrukturisasi ini untuk meningkatkan kapasitas usaha dalam menata industri perasuransian dan pinjaman. 

Baca Juga: Sun Life luncurkan dua produk proteksi kesehatan baru untuk generasi produktif

Erick melanjutkan, proses penyelesaian kasus Jiwasraya tidak lepas atas peran dan dukungan dari Komisi VI DPR. Mengingat, perkara ini cukup rumit dan telantar hingga belasan tahun. 

Selain IFG, tujuh perusahaan pelat merah lain juga mendapat suntikan dana dari pemerintah tahun ini sebagaimana persetujuan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu). IFG pun menjadi BUMN yang mendapatkan suntikan dana tertinggi. 

Kemudian, PT Hutama Karya menerima suntikan dana terbesar kedua mencapai Rp 15,2 triliun. Suntikan dana ini diusulkan dua kali oleh Kementerian BUMN yakni Rp 6,2 triliun di anggaran awal dan tambahan Rp 9 triliun di pertengahan tahun.

Selanjutnya, PT Pelindo III (Persero) juga merah dana senilai Rp 1,2 triliun, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Coporation (ITDC) Rp 470 miliar.

Selain itu, PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) atau KIW meraih PMN sebesar Rp 977 miliar, PT PAL Indonesia (Persero) Rp 1,28 triliun, PT PLN (Persero) Rp 5 triliun, serta PT Waskita Karya (Persero) Tbk Rp 7,9 triliun.

Selanjutnya: Bisnis milik konglomerasi semakin menggurita di industri keuangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi