KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi PT Kimia Farma Tbk (
KAEF) mengantongi restu pemegang saham untuk menggelar penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atawa rights issue. Rencana rights issue ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Rabu (18/7). "RUPSLB menyetujui perseroan untuk menerbitkan saham baru dalam rangka peningkatan modal dengan HMETD untuk jumlah sebanyak–banyaknya 2.779.397.000 saham seri B melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas (PUT) I," jelas Sekretaris Perusahaan PT Kimia Farma Tbk Ganti Winarno kepada Kontan.co.id, Kamis (19/8). Penambahan modal melalui HMETD ini dipilih karena cenderung memberikan fleksibilitas pendanaan bagi KAEF. Di sisi lain, memberikan kesempatan kepada pemegang saham lama untuk turut berpartisipasi dalam pelakasanaan HMETD, sehingga kepemilikan saham lama tidak terdilusi.
Mengutip keterbukaan informasi KAEF sebelumnya, HMETD akan diberikan kepada para pemegang saham untuk mengambil bagian dalam penerbitan surat utang wajib konversi atau Obligasi Wajib Konversi (OWK).
Baca Juga: Harga tes PCR turun, ini kata Kimia Farma (KAEF) Kemudian, OWK akan dikonversi menjadi sebanyak-banyaknya 2,78 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 100. OWK inilah yang akan ditawarkan melalui mekanisme PUT I dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan POJK HMETD. Adapun KAEF bermaksud melaksanakan PUT I dalam jangka waktu yang wajar untuk dilakukan, akan tetapi tidak lebih dari 12 bulan sejak nanti disetujui pemegang saham dalam RUPSLB.
Sekadar informasi, pemegang saham yang tidak menggunakan haknya untuk memesan OWK dan konversi atas OWK akan terkena dilusi atas persentase kepemilikan saham perusahaan, maksimum sebesar 33,35%. Dalam keterbukaan informasi juga diungkapkan, pencarian dana dilatarbelakangi upaya KAEF melakukan transformasi digital untuk memperkuat operasionalnya. Hal ini dilakukan agar proses dari hulu ke hilir, dari pabrik, distribusi, dan ritel farmasi akan terhubung semua dalam sistem teknologi informasi. Asal tahu saja, KAEF memiliki beberapa pabrik yang memproduksi bahan baku obat, obat jadi, obat herbal, kina, yodiumserta produk-produk turunannya, minyak nabati dan kosmetik.
Segmen manufaktur dijalankan oleh entitas induk dan juga entitas anak dan didukung oleh riset dan pengembangan, distribusi dan perdagangan, pemasaran, ritel farmasi, laboratorium klinik dan klinik kesehatan. Adapun secara umum, produk yang dihasilkan KAEF terbagi dalam enam lini produksi yaitu etikal, obat bebas, generik, narkotika, lisensi, dan bahan baku. "Dengan digitalisasi farmasi, manajemen memperkirakan industri farmasi bisa menghemat biaya operasional," seperti yang dikutip dalam keterbukaan informasi. Saat ini, KAEF sedang mengembangkan pemasaran di jalur digital. Sejak Agustus 2020, KAEF meluncurkan aplikasi Kimia Farma Mobile yang memungkinkan pelanggan untuk dapat memperoleh layanan kesehatan dengan menggunakan gawai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi