KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) resmi menyetujui pemisahan Unit Usaha Syariah (UUS) miliknya untuk digabungkan ke PT Bank Syariah Nasional, Selasa (18/11/2025). Adapun, segala proses tersebut ditargetkan rampung pada 22 Desember 2025 mendatang. Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu bilang setelah pemegang saham memberikan persetujuan dalam RUPSLB, akan dilakukan penandatanganan akta pemisahan pada 19 November 2025, diikuti dengan penyampaian laporan dan informasi kepada Bank Indonesia, serta permohonan persetujuan pemisahan ke OJK.
Baca Juga: BTN Resmi Pisahkan Unit Syariah Jadi BSN. “Pencabutan atau pengembalian izin UUS ke OJK dilakukan paling lama tujuh hari kerja setelah hak dan kewajiban UUS dialihkan,” ujar Nixon dalam keterangannya, Selasa (18/11). Nixon pun memperkirakan persetujuan dari OJK dapat muncul pada awal Desember 2025, alhasil
Legal Day One (LD1) dan
Operational Day One (OD1) direncanakan dapat berlangsung pada hari yang sama yaitu tanggal 22 Desember 2025. Sebagai informasi, LD1 merupakan tanggal Menteri Hukum memberikan persetujuan dan/atau laporan penerimaan pemberitahuan atas perubahan anggaran dasar BSN sebagai BUS yang menerima pemisahan hak dan kewajiban dari BTN. “Alasan LD1 dan OD1 dilakukan secara bersamaan adalah untuk menghindari adanya
freeze operation baik dari sisi UUS BTN maupun BSN. Rencana LD1 dan OD1 juga telah didiskusikan bersama dengan Bank Indonesia dan OJK,” jelasnya. Lebih lanjut, Nixon bilang pemisahan tersebut tak akan banyak berdampak pada kinerja BTN secara
bank only. Di mana, proyeksi kinerja BTN secara konvensional diproyeksikan akan tetap kuat dengan pertumbuhan kredit 9% hingga 10%, DPK tumbuh 5%-6%, dan bottom line laba tumbuh di atas 15% pada tahun 2026. Baca Juga: Simak Progres Penggabungan UUS BTN dan Bank Victoria Syariah Sementara itu, Direktur Consumer Banking BTN Hirwandi Gafar menambahkan potensi bisnis konvensional tetap sangat besar. Meskipun, ia menyadari dalam beberapa waktu terakhir, penyaluran pembiayaan secara syariah tumbuh lebih tinggi. Sebagai gambaran, peningkatan pembiayaan UUS BTN sebesar 19,7% yoy menjadi Rp 51,10 triliun pada kuartal 3-2025. Jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, pembiayaan sebesar Rp 42,70 triliun. Ia pun optimistis
pertumbuhan kredit BTN secara bank only nantinya tidak akan melambat jika sudah lepas dari UUS. Di mana, pihaknya tetap berupaya bekerjasama dengan banyak pihak untuk mendapatkan permintaan. Baca Juga: Pemerintah Restui Spin Off, UUS BTN Siap Beroperasi jadi Bank Umum Syariah “Justru (kredit) akan terus kami naikkan. Karena kami harus menjaga
market share baik di KPR subsidi maupun nonsubsidi, di konvensional maupun syariah,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News