KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI), kini menjadi induk subholding PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS). Status baru ini diresmikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. KSI ini juga diharapkan dapat menopang bisnis PT Krakatau Steel sebagai induk usaha. Menyandang status baru ini KSI diproyeksikan dapat menghasilkan pendapatan hingga Rp 7,8 triliun dalam lima tahun mendatang. KSI ini akan bergerak di layanan kawasan industri terintegrasi dengan empat area utama antara lain kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri dan pelabuhan. Area pengelolaan kawasan KSI pun terbesar di Indonesia. “Saya mendukung pembentukan Subholding Sarana Infrastruktur sebagai bagian transformasi Krakatau Steel untuk meningkatkan nilai dan mengoptimalkan kinerja perusahaan. Contohnya seperti potensi pabrik Hot Strip Mill #2 Krakatau Steel yang memiliki kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun dan juga unit bisnis lainnya. Subholding ini juga harus dapat memanfaatkan peluang investasi ke Indonesia yang memerlukan dukungan kawasan industri dengan fasilitas terintegrasi dan berstandar internasional,” ujar Erick sambutannya saat meresmikan dalam keterangan pers.
Dapat status baru, Krakatau Sarana Infrastruktur bisa meraup pendapatan Rp 7,8 T
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI), kini menjadi induk subholding PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS). Status baru ini diresmikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. KSI ini juga diharapkan dapat menopang bisnis PT Krakatau Steel sebagai induk usaha. Menyandang status baru ini KSI diproyeksikan dapat menghasilkan pendapatan hingga Rp 7,8 triliun dalam lima tahun mendatang. KSI ini akan bergerak di layanan kawasan industri terintegrasi dengan empat area utama antara lain kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri dan pelabuhan. Area pengelolaan kawasan KSI pun terbesar di Indonesia. “Saya mendukung pembentukan Subholding Sarana Infrastruktur sebagai bagian transformasi Krakatau Steel untuk meningkatkan nilai dan mengoptimalkan kinerja perusahaan. Contohnya seperti potensi pabrik Hot Strip Mill #2 Krakatau Steel yang memiliki kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun dan juga unit bisnis lainnya. Subholding ini juga harus dapat memanfaatkan peluang investasi ke Indonesia yang memerlukan dukungan kawasan industri dengan fasilitas terintegrasi dan berstandar internasional,” ujar Erick sambutannya saat meresmikan dalam keterangan pers.