JAKARTA. Bank Mandiri Syariah (BSM) tahun ini sepertinya akan mempunyai lebih banyak ruang untuk ekspansi. Hal itu karena sang induk, PT Bank Mandiri Persero Tbk berencana untuk menyuntik dana segar sebesar Rp 1 triliun ke permodalan BSM. Dengan suntikan ini rasio permodalan BSM bisa mengalami kenaikan sebesar 0,5% sampai 1,25% menjadi 14,5% sampai 15%. Direktur Keuangan Bank Syariah Mandiri Agus Dwi Handaya mengatakan, tahun lalu, Bank Mandiri sudah menyuntikkan dana segar sebesar Rp 500 miliar untuk memperkuat permodalan. Agus mengatakan dengan komitmen induk untuk terus memperkuat permodalan BSM maka BSM bisa lebih siap dalam menghadapi penerapan Basel III dan MEA perbankan. “Bank syariah Mandiri yakin bahwa Bank Mandiri sudah memiliki strategi capital management untuk seluruh anak perusahaan,” ujar Agus kepada KONTAN belum lama ini. Seperti diketahui, dalam aturan Basel III disebutkan bahwa bank harus bisa memenuhi ketentuan CAR sebesar 14%. Sebagai gambaran, pada September 2015 lalu CAR BSM baru mencapai 11,84%. Sedangkan modal inti Mandiri Syariah sampai kuartal 3 tahun 2015 adalah sebesar Rp 4,8 triliun. Tahun 2016, sang induk juga mempunyai rencana untuk mencarikan investor strategis untuk BSM untuk memperkuat permodalan. Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan kemungkinan besar investor strategis ini akan berasal dari negara Arab. Budi mengatakan rencana memasukkan investor strategis ke BSM ini masih menunggu koordinasi dengan Kementerian BUMN. “Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia kami sudah dikontak beberapa kali oleh investor, namun kami masih belum membukanya, kami masih berkoordinasi dengan kementerian,” ujar Budi. Kementerian BUMN sebagai pemegang saham mayoritas berencana untuk mencarikan investor strategis untuk bank syariah.
Dapat suntikan Rp 1 triliun, CAR BSM naik 1,25%
JAKARTA. Bank Mandiri Syariah (BSM) tahun ini sepertinya akan mempunyai lebih banyak ruang untuk ekspansi. Hal itu karena sang induk, PT Bank Mandiri Persero Tbk berencana untuk menyuntik dana segar sebesar Rp 1 triliun ke permodalan BSM. Dengan suntikan ini rasio permodalan BSM bisa mengalami kenaikan sebesar 0,5% sampai 1,25% menjadi 14,5% sampai 15%. Direktur Keuangan Bank Syariah Mandiri Agus Dwi Handaya mengatakan, tahun lalu, Bank Mandiri sudah menyuntikkan dana segar sebesar Rp 500 miliar untuk memperkuat permodalan. Agus mengatakan dengan komitmen induk untuk terus memperkuat permodalan BSM maka BSM bisa lebih siap dalam menghadapi penerapan Basel III dan MEA perbankan. “Bank syariah Mandiri yakin bahwa Bank Mandiri sudah memiliki strategi capital management untuk seluruh anak perusahaan,” ujar Agus kepada KONTAN belum lama ini. Seperti diketahui, dalam aturan Basel III disebutkan bahwa bank harus bisa memenuhi ketentuan CAR sebesar 14%. Sebagai gambaran, pada September 2015 lalu CAR BSM baru mencapai 11,84%. Sedangkan modal inti Mandiri Syariah sampai kuartal 3 tahun 2015 adalah sebesar Rp 4,8 triliun. Tahun 2016, sang induk juga mempunyai rencana untuk mencarikan investor strategis untuk BSM untuk memperkuat permodalan. Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan kemungkinan besar investor strategis ini akan berasal dari negara Arab. Budi mengatakan rencana memasukkan investor strategis ke BSM ini masih menunggu koordinasi dengan Kementerian BUMN. “Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia kami sudah dikontak beberapa kali oleh investor, namun kami masih belum membukanya, kami masih berkoordinasi dengan kementerian,” ujar Budi. Kementerian BUMN sebagai pemegang saham mayoritas berencana untuk mencarikan investor strategis untuk bank syariah.