Dapat suplemen tambahan dari kelanjutan Brexit, simak prediksi rupiah hari ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah menguat di awal perdagangan Selasa (12/3). Mengutip Bloomberg, pukul 10.00 WIB, Selasa (12/3) pukul 10.00 WIB rupiah ada di Rp 14.251 per dollar AS, menguat 0,27% dibanding sehari sebelumnya yang ada di Rp 14.291 per dollar AS.

Di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah ada di Rp 14.251 per dollar AS, menguat 0,5% dibanding sehari sebelumnya yang ada di Rp 14.324 per dollar AS.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menuturkan faktor dominan yang mengangkat rupiah pagi ini adalah kelanjutan Brexit di Inggris.


Sentimen positif jelang pemungutan suara krusial di Parlemen Inggris terkait kesepakatan Brexit yang diusung PM Inggris Theresa May, menyeruak dan sempat mengangkat mata uang Poundsterling.

Pekan ini merupakan waktu yang sangat penting bagi Inggris. Sebab, PM Inggris Theresa May akan menghadapi serangkaian pemungutan suara untuk menentukan arah Brexit. Pada Selasa (12/3) waktu setempat, anggota Parlemen Inggris akan memutuskan menerima atau menolak kesepakatan yang dibawa May.

"Poundsterling mengalami kenaikan karena Menteri Luar Negeri Irlandia, Simon Coveney mengatakan May ke Strasbourg untuk mendapatkan kesepakatan Brexit yang dapat memuaskan anggota Parlemen Inggris," tutur Ibrahim pada Kontan.co.id, Selasa (12/3).

Hal ini, lanjut Ibrahim, tercetak dalam sebentuk empat amandemen yang disetujui oleh rakyat Inggris.

"Penguatan ini tidak disangka-sangka. Kemungkinan hal ini juga bisa mengangkat rupiah walau tidak terlalu signifikan," ujarnya.

Ibrahim menilai secara teknikal, pergerakan rupiah masih akan mengalami pelemahan. Namun rentangnya melebar.

Ia memprediksi rupiah bergerak di rentang Rp 14.200 per dollar AS - Rp 14. 320 per dollar AS pada perdagangan hari ini.

"Jika penguatan rupiah bisa menembus Rp 14.220 per dollar AS, maka tak menutup kemungkinan bisa terus melaju ke level Rp 14.190 per dollar AS," pungkas Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi