Dapen BCA cetak hasil investasi 6,86%



JAKARTA. Kondisi pasar yang masih fluktuatif sepanjang semester pertama membuat dana pensiun cuma mencetak imbal hasil investasi yang terbatas. Salah satunya adalah dana pensiun Bank Central Asia alias Dapen BCA.

Dapen BCA mencatat return of investment alias imbal hasil investasi sebesar 6,86% secara year to date atau dihitung sejak akhir tahun lalu hingga akhir Juni. Meski hasil investasi tersebut terlihat tidak besar-besar amat, kinerja hasil investasi ini membaik ketimbang tahun lalu.

Sekadar mengingatkan, hasil investasi industri dana pensiun tahun lalu hanya sebesar 2,3%. Aset industri dana pensiun pun hanya tumbuh 2,3%.


Dapen BCA menempatkan investasi di sejumlah instrumen, seperti sektor properti, deposito berjangka, saham, reksadana, surat utang negara, obligasi, sukuk, dan penempatan langsung pada saham.

Khusus instrumen penempatan langsung pada saham, Dapen BCA berencana membeli saham baru yang akan diterbitkan PT Sentral Layanan Prima senilai Rp 60 miliar. Saat ini, Dapen BCA memegang 31,25% saham Sentral Layanan Prima.

Sentral Layanan Prima akan meningkatkan modal dasar dari Rp 50 miliar menjadi Rp 125 miliar dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 16 miliar menjadi Rp 76 miliar dengan cara mengeluarkan saham baru sejumlah 6 juta saham atau senilai dengan Rp 60 miliar yang seluruhnya akan diambil Dapen BCA.

Diperkirakan, rencana pembelian saham ini akan selesai pada September mendatang. Setelah transaksi tersebut, nantinya, Dapen BCA akan memiliki 6,5 juta saham yang mewakili 85,53% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor Sentral Layanan Prima. Sedangkan sisanya sebesar 14,47% dimiliki oleh PT Dana Purna Investama.

Sekretaris Perusahaan Bank Central Asia, Inge Setiawati mengatakan, pembelian saham Sentral Layanan Prima merupakan bagian dari rencana BCA untuk membuat sarana dan prasarana pelatihan karyawan BCA di Sentul. Ke depannya, Sentral Layanan Prima akan menjadi penyedia prasarana dan pengelola Pusat Pelatihan BCA di Sentul.

Maka itu, dibutuhkan tambahan modal untuk membiayai rencana bisnis tersebut. "Mengingat pemegang saham mayoritas saat ini PT Dana Purna Investama tidak mengambil saham baru yang diterbitkan, Dapen BCA memutuskan yang membeli saham baru tersebut," ujar Inge dalam penyataan tertulisnya.

Seluruh dana yang dibutuhkan untuk membeli saham tersebut berasal dari dana kelolaan Dapen BCA. Dapen BCA mencatatkan total aset neto Rp 2,9 triliun sampai dengan akhir Juni 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan