Dapen BCA Sebut SBN Mendominasi Portofolio Investasi Per Juni 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Pensiun BCA (DPBCA) mengungkapkan bahwa saat ini Surat Berharga Negara (SBN) merupakan instrumen investasi dominan dalam portofolionya. 

Direktur Utama Dana Pensiun BCA, Budi Sutrisno, melaporkan bahwa total nilai investasi mencapai Rp5,81 triliun per Juni 2024.

"SBN menyumbang porsi terbesar yaitu 36,45% dari total nilai investasi per Juni 2024," ujar Budi dalam pernyataannya kepada Kontan pada Senin (29/7).


Selain SBN, alokasi investasi terbesar berikutnya adalah tanah dan bangunan dengan porsi 15,99%. 

Baca Juga: Penempatan Investasi Saham Menurun, Begini Strategi Dapen BCA

Penempatan pada penyertaan langsung sebesar 13,93%, deposito 13,43%, Sertifikat Reksadana Berbasis Investasi (SRBI) 7,26%, obligasi 6,61%, serta saham dan reksadana sebesar 6,33%.

Budi juga menyampaikan bahwa penempatan investasi di saham cenderung mengalami penurunan per Juni 2024. Hal ini disebabkan oleh volatilitas yang lebih tinggi dari saham dibandingkan instrumen investasi lainnya seperti obligasi.

"Jika pasar saham diperkirakan akan mengalami volatilitas tinggi atau penurunan, dana pensiun cenderung mengurangi eksposur mereka ke saham untuk mengurangi risiko tersebut. Dalam situasi pasar yang tidak pasti, fokus utama adalah pelestarian modal," tambah Budi.

Dengan mengurangi alokasi ke saham dan beralih ke instrumen yang dianggap lebih aman seperti SBN atau obligasi, dana pensiun dapat lebih efektif dalam melindungi nilai portofolio mereka.

Baca Juga: Penyebab Investasi Dana Pensiun di Instrumen Saham Terus Turun

Meskipun ada potensi untuk meningkatkan alokasi ke instrumen berisiko seperti saham, Budi menekankan bahwa keputusan tersebut harus didasarkan pada analisis mendalam dan pemahaman yang menyeluruh tentang berbagai faktor yang mempengaruhi pasar dan profil risiko peserta.

Pengelola dana pensiun harus terus memantau kondisi pasar, mengevaluasi kebijakan investasi, dan memastikan bahwa alokasi aset tetap sesuai dengan tujuan jangka panjang serta kebutuhan penerima manfaat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .