JAKARTA. Lagi-lagi, melejitnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membawa berkah bagi pengelola dana pensiun (dapen). Selain terkerek naik, hasil investasi beberapa pengelola dapen bahkan menembus target di 2010 ini. Dapen Pertamina, misalnya. Sepanjang Januari-September 2010, hasil investasinya tercatat Rp 703,5 miliar. Pencapaian ini 102,35% dari target tahun ini, yakni Rp 687,3 miliar. “Portofolio saham memberi kontribusi terbesar dalam perolehan hasil investasi Dapen Pertamina,” ujar Direktur Utama Dapen Pertamina Torang M Napitupulu, akhir pekan lalu. Di Pertamina, penempatan dana melalui saham sebenarnya bukan yang terbesar, hanya 24,65% atau setara Rp 1,2 triliun dari total dana kelolaan. Sementara terbesar ada di portofolio surat berharga negara (SBN) sebanyak 33,48% . Kemudian 23,43% pada obligasi korporasi, 10,83% di deposito. Sisanya ke portofolio deposito on call (DOC), sukuk, tanah dan bangunan.
Torang bilang, pengelola banyak membelanjakan dana kelolaan di obligasi, baik SBN maupun obligasi korporasi. Sebab, pilihan investasi ini lebih aman ketimbang saham yang terlalu fluktuatif. Saham juga mendongkrak hasil investasi dana kelolaan PT Jamsostek. Dari target tahun ini Rp 88,5 triliun, hasil investasi dana kelolaan perusahaan jaminan sosial pelat merah tersebut melebihi target 107% menjadi Rp 94,7 triliun hingga September 2010. Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga merinci, hasil investasi dari deposito sebesar Rp 32,5 triliun. Obligasi Rp 39,7 triliun, saham Rp 17,5 triliun, reksadana Rp 4 triliun, properti dan penyertaan Rp 500 miliar. “Walaupun hasil investasi ini sudah melampaui target, kami harus hati-hati. Karena, portofolio saham sangat riskan,” lanjut dia. Kinerja Dapen PT Telekomunikasi Indonesia Tbk tak jauh beda. Kendati tidak menyebutkan perolehan investasinya, hingga kuartal ketiga ini, dana kelolaan Dapen Telkom sudah menembus Rp 13 triliun. Pencapaian ini tumbuh 15% dibandingkan dana kelolaan tahun lalu yang sebesar Rp 11,4 triliun. “Wajar saja, 33%-35% dana kelolaan ditempatkan melalui portofolio saham, termasuk juga di dalamnya reksadana,” tutur Direktur Utama Dapen Telkom Rochiman. Kinerja DPLK kurang mencorong