JAKARTA. Terungkapnya kasus korupsi pengelolaan dana pekerja, membuat Dana Pensiun (Dapen) PT Pertamina meningkatkan aspek kehati-hatian pengelolaan dana pekerja. Makanya, Dapen ini membentuk divisi pengelolaan risiko atau risk management untuk meminimalisir dan memetakan risiko dalam pengelolaan dana pekerja.Adrian Rusmana, Presiden Direktur Dapen Pertamina menyatakan, sejak memimpin medio 2016 lalu, pihaknya telah membuat divisi risk management. Sebelumnya, dalam pengelolaan portofolio, Dapen Pertamina memang sudah memiliki batasan-batasan tertentu. Namun dengan adanya divisi ini, filternya akan lebih terstruktur.Kasus penyelewengan dana pekerja menekan kinerja Dapen Pertamina. Hanya saja, Adrian bilang, untuk kinerja tahun 2016 belum bisa disampaikan. Namun sedikit gambaran, dalam tiga bulan terakhir tahun 2016 portofolio Dapen Pertamina mengalami tekanan karena efek dari terpilihnya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. "Dana kelolaan kami kini di bawah Rp 10 triliun," kata Adrian tanpa menyebut angka pastinya, kepada KONTAN.
Dapen Pertamina filter risiko kelola dana pensiun
JAKARTA. Terungkapnya kasus korupsi pengelolaan dana pekerja, membuat Dana Pensiun (Dapen) PT Pertamina meningkatkan aspek kehati-hatian pengelolaan dana pekerja. Makanya, Dapen ini membentuk divisi pengelolaan risiko atau risk management untuk meminimalisir dan memetakan risiko dalam pengelolaan dana pekerja.Adrian Rusmana, Presiden Direktur Dapen Pertamina menyatakan, sejak memimpin medio 2016 lalu, pihaknya telah membuat divisi risk management. Sebelumnya, dalam pengelolaan portofolio, Dapen Pertamina memang sudah memiliki batasan-batasan tertentu. Namun dengan adanya divisi ini, filternya akan lebih terstruktur.Kasus penyelewengan dana pekerja menekan kinerja Dapen Pertamina. Hanya saja, Adrian bilang, untuk kinerja tahun 2016 belum bisa disampaikan. Namun sedikit gambaran, dalam tiga bulan terakhir tahun 2016 portofolio Dapen Pertamina mengalami tekanan karena efek dari terpilihnya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. "Dana kelolaan kami kini di bawah Rp 10 triliun," kata Adrian tanpa menyebut angka pastinya, kepada KONTAN.