KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) diproyeksi akan bergerak fluktuatif di tengah sejumlah sentimen, diantaranya yakni ekspektasi pelemahan rupiah dan sentimen negatif dari kekhawatiran resesi global di kuartal pertama 2023. Namun, Tim Riset RHB Sekuritas meyakini IHSG akan cenderung menguat pada paruh kedua 2023, seiring membaiknya kondisi ekonomi makro. Target akhir tahun 2023 dari RHB Sekuritas untuk IHSG adalah 7.450. Adapun laba bersih (
earnings) IHSG pada 2023-2024 diekspektasikan tumbuh 7% dan 8% secara
year-on-year (YoY). Ada sejumlah sektor yang bisa dicermati investor tahun ini. Bank tetap menjadi sektor pilihan teratas RHB Sekuritas, karena pertumbuhan laba bersihnya diekspektasikan lebih cepat daripada sektor lain.
Proyeksi ini dengan menimbang pertumbuhan permintaan modal kerja, pinjaman konsumsi dan investasi. Pertumbuhan pinjaman akan tetap solid pada tahun 2023.
Baca Juga: Laba Emiten AMDK Cenderung Tertekan, Simak Saham Rekomendasi Analis Sementara itu, pertumbuhan
net interest margin (NIM) kemungkinan besar akan moderat, karena perusahaan perbankan cenderung ragu untuk menaikkan suku bunga. Di sektor keuangan, RHB Sekuritas lebih cenderung menyukai perbankan berkapitalisasi besar (
big caps), karena profil pendanaannya yang lebih baik dan tingkat provisi yang lebih tinggi. Sektor barang konsumsi juga menjadi sektor pilihan RHB Sekuritas. Tingkat pengeluaran konsumen diperkirakan akan kembali normal pada paruh kedua 2023. Melemahnya harga komoditas lunak khususnya untuk gandum, coklat, dan gula akan menguntungkan perusahaan konsumen. Di sisi lain, harga jual rata-rata alias
average selling price (ASP) emiten
consumer meningkat secara signifikan, sehingga
gross profit margin (GPM) emiten diperkirakan bakal meningkat. “Kami meyakini normalisasi belanja konsumen akan meningkatkan volume penjualan di semester kedua 2023,” tulis tim Riset RHB Sekuritas dalam riset, Selasa (17/1). Sektor penambangan logam, khususnya nikel, dan industri pendukungnya seperti perkapalan (
shipping), dinilai RHB akan diuntungkan dari pengoperasian pabrik pengolahan baru (smelter) baru, yang dapat dimulai pada akhir 2023 atau awal 2024. RHB Sekuritas meyakini permintaan nikel akan meningkat dalam jangka pendek, didorong oleh membaiknya sentimen perbaikan sektor properti dan peningkatan manufaktur baja di China sebagai akibat dari pelonggaran kebijakan zero-Covid di negeri Panda tersebut. “Dimulainya operasi smelter nikel baru membuat permintaan pengiriman nikel dan batubara diperkirakan meningkat. Namun, pasokan kapal cukup terbatas,” kata RHB Sekuritas.
Baca Juga: Lunasi Utang dari Dana Right Issue, Analis Rekomendasikan Beli Saham EXCL Sektor energi terbarukan atau
renewable energy juga bisa dicermati, seiring dengan kebijakan pensiun dini pembangkit listrik tenaga batubara di Indonesia yang bisa meningkatkan penggunaan energi hijau.
Adapun 10 saham yang menjadi pilihan utama atau
top picks RHB Sekuritas diantaranya 1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI),
buy dengan target harga Rp 5.800 2. PT Bank Negara Indonesia Tbk (
BBNI),
buy dengan target harga Rp 11.600 3. PT Vale Indonesia Tbk (
INCO),
buy dengan target harga Rp 8.300 4. PT Mayora Indah Tbk (
MYOR),
buy dengan target harga Rp 3.000 5. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP),
buy dengan target harga Rp 12.500 6. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (
PGAS),
buy dengan target harga Rp 2.200 7. PT XL Axiata TBk (
EXCL),
buy dengan target harga Rp 3.300 8. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (
ROTI),
buy dengan target harga Rp 1.700 9. PT Arwana Citramulia Tbk (
ARNA),
buy dengan target harga Rp 1.490 10.PT Kencana Energi Lestari Tbk (
KEEN),
buy dengan target harga Rp 1.380.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi