KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tim Riset Panin Sekuritas menilai, terdapat sejumlah sektor yang akan positif untuk satu bulan ke depan. Ketiga sektor tersebut adalah perbankan, konstruksi, dan juga pertambangan logam (
metal mining) Sektor perbankan dinilai prospektif lantaran adanya laporan keuangan yang positif, serta revisi naik pertumbuhan kredit. Prospek sektor konstruksi dipoles oleh telah dimulainya proyek pembangunan Ibukota Negara (IKN), serta peningkatan anggaran IKN. Sementara sektor
metal mining, khususnya nikel, dipoles oleh tren inventori yang menurun, serta permintaan yang meningkat khususnya dari China.
“Sejalan dengan ini, kami masih merekomendasikan saham yang memiliki beta yang lumayan rendah, dengan fokus emiten yang memiliki fundamental yang baik,” tulis tim Riset Panin Sekuritas dalam riset, Senin (8/8).
Baca Juga: Saham-saham Emiten Baru Punya Nasib Berbeda, Ini Rekomendasi Saham Jagoan Analis Untuk itu, Panin Sekuritas merekomendasikan saham PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI), PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM), PT Vale Indonesia Tbk (
INCO), PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA), PT Pembangunan Perumahan Tbk (
PTPP), PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (
ISAT), dan PT Pakuwon Jati Tbk (
PWON). Dalam satu bulan terakhir, sektor
industrial mengalami penguatan sebesar 13,4%
month-on-month (MoM), yang didorong oleh saham PT United Tractors Tbk (
UNTR) seiring penguatan harga batubara serta kenaikan penjualan alat berat yang signifikan, serta saham dan PT Global Mediacom Tbk (
BMTR) seiring potensi merger dengan
MNCN, dari
holding menjadi
operating company. Sektor kedua yang menguat signifikan adalah
basic materials yang menguat 13,4%. Sektor ini didorong oleh saham PT Barito Pacific Tbk (
BRPT), yang didorong oleh pelemahan harga minyak, yang menjadi bahan baku utama dari anak usaha BRPT, yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (
TPIA). Sementara itu, sektor
healthcare mengalami penurunan, didorong oleh kenaikan kasus baru Covid-19, yang tidak berdampak signifikan terhadap kenaikan volume pasien. Selain itu, terjadi penurunan pendapatan rata-rata per pasien, karena perubahan skema
reimbursement untuk pasien Covid-19, juga menjadi katalis negatif. Prospek pertumbuhan ekonomi di global semakin memburuk, namun untuk domestik tetap solid. IMF merevisi turun pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,2% di 2022 dan 2,9% di 2023, dimana masing-masing turun sebanyak 0,4% dan 0,7% dari WEO IMF pada April 2022 lalu.
Baca Juga: Harga Saham WSKT Turun 14% Ytd, Analis Rekomendasi Beli, Simak Alasannya Adapun Amerika Serikat (AS) memasuki fase resesi secara teknikal, paska rilis data GDP di kuartal kedua 2022 terkontraksi 0,9% secara kuartalan. Kontraksi ini pertama kali sejak semester pertama 2020.
Namun, hal ini tidak menyurutkan potensi bank sentral AS, The Fed, yang diperkirakan akan tetap menaikkan Federal Funds Rate (FFR) sebanyak 50 basis points (bps) pada The Federal Open Market Committee (FOMC) September 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi