Dari Bursa, Berpaling Sejenak ke Afrika



JAKARTA. Hari ini (11/6), Afrika Selatan akan memulai perhelatan Piala Dunia 2010. Biasanya, pesta bola empat tahunan ini akan mengubah rutinitas para pecintanya, termasuk para investor di bursa saham. Sebagian investor saham akan memindahkan dananya ke meja taruhan bola.

Tengok saja transaksi di bursa saham kita selama tiga kali penyelenggaraan Piala Dunia sebelum ini. Volume transaksi selama partai penyisihan hingga partai puncak cenderung turun. Misalnya, pada Piala Dunia 1998, volume transaksi sebelum kompetisi digelar bisa mencapai 852 juta saham (15/1) sehari. Namun, selama pertandingan berlangsung, rata-rata volume transaksi harian hanya 190,18 juta saham. Adapun di tahun 2002, volume transaksi turun dari sekitar 600 juta per hari menjadi 521,67 juta saham per hari.

Mengacu data historis, Vice President Riset PT Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckheree menebak, bursa saham akan kembali sepi selama Piala Dunia 2010. "Rata-rata nilai transaksi harian hanya akan mencapai Rp 2,5 triliun," ujarnya, kemarin (10/6). Padahal, biasanya, transaksi mencapai lebih dari Rp 3 triliun.


Kepala Riset PT Mega Capital Indonesia Securities Danny Eugene juga memprediksi, transaksi bakal sepi. Tapi, menurutnya, itu bukan semata imbas Piala Dunia. Sebab, transaksi saham memang cenderung sepi di bulan Juni-Agustus. Menurut Danny, agenda liburan musim panas menjadi alasan utama para investor, khususnya hedge fund asing, untuk rehat sejenak dari bursa saham.

Ia pun menduga, perpindahan uang dari bursa saham ke meja taruhan sepakbola tak akan terlalu besar. "Pemain saham yang bertipikal pemain judi bola di bursa saham paling hanya 10%," tebaknya. Selain itu, selama ini, fasilitas transaksi online cukup berhasil mendongkrak animo investor untuk bertransaksi saham.

Adapun para investor institusi, karena sudah ada kontrak investasi yang telah disepakati, tak mungkin memindahkan dananya ke meja judi sepakbola.

Jadi, Danny memprediksi, nilai transaksi sebulan ke depan masih akan berkisar Rp 2 triliun-Rp 3 triliun sehari. Dalam sebulan ini, ia meramal, investor masih berpeluang mengail untung 2%-3%.

Memang, fenomena yang terjadi pada Piala Dunia sebelumnya itu belum tentu berulang tahun ini. Namun, Nico tetap menyarankan investor tak terlalu agresif. Anda yang masih ingin bertransaksi bisa memilih emiten yang akan membagi dividen dan memiliki fundamental baik. Nico menduga, IHSG akan bergerak sideways di kisaran 2.600-2.900 sebulan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can