KONTAN.CO.ID - Sebagai kelompok militan yang tidak terafiliasi dengan pemerintah, Hamas jelas susah payah menjadi sumber daya untuk menjalankan aksinya selama lebih dari satu dekade. Sejauh ini Hamas diketahui telah menggunakan jaringan pembiayaan global untuk menyalurkan dukungan dari badan amal dan negara sahabat. Menurut para pengamat, uang tunai disalurkan melalui terowongan Gaza atau menggunakan mata uang kripto untuk menghindari sanksi internasional.
Mengutip
Reuters, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Iran menyediakan hingga US$100 juta per tahun untuk mendukung kelompok-kelompok Palestina termasuk Hamas. Pengiriman dana umumnya dilakukan melalui perusahaan cangkang, pengiriman barang, dan logam mulia.
Baca Juga: Mahmoud Abbas: Tindakan Hamas Tidak Mewakili Rakyat Palestina Departemen Luar Negeri AS juga menemukan bahwa tahun lalu Hamas membentuk jaringan rahasia perusahaan yang mengelola investasi senilai US$500 juta di perusahaan-perusahaan mulai dari Turki hingga Arab Saudi. Matthew Levitt, mantan pejabat AS yang berspesialisasi dalam kontraterorisme, memperkirakan sebagian besar anggaran Hamas yang berjumlah lebih dari US$300 juta berasal dari pajak bisnis, serta dari negara-negara termasuk Iran dan Qatar atau badan amal. Dalam laporannya bulan Februari lalu, Departemen Luar Negeri AS juga menyebutkan bahwa mengumpulkan dana di negara-negara Teluk lainnya dan mendapatkan sumbangan dari warga Palestina, ekspatriat lainnya, dan badan amal mereka sendiri.
Baca Juga: Siapa Itu Hamas? Simak Asal-Usul, Tujuan, dan Para Pendukungnya Eskalasi konflik di Gaza yang terjadi dua pekan terakhir praktis membuat Hamas menghadapi lebih banyak hambatan dalam mengakses dana. Israel juga baru saja membekukan rekening bank Barclays yang menurut pihak berwenang terkait dengan penggalangan dana Hamas. Israel juga memblokir rekening mata uang kripto yang digunakan untuk mengumpulkan sumbangan, tanpa menyebutkan berapa banyak rekening atau nilai aset tersebut. Langkah Israel itu setidaknya memberikan sedikit gambaran mengenai jaringan keuangan Hamas, baik yang sah maupun tidak, yang bagaimana pun telah berhasil menghidupi Hamas sejak berdiri tahun 2007.