Darmi Bersaudara (KAYU) belum revisi target laba bersih di tengah pandemi corona



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Darmi Bersaudara Tbk belum berencana melakukan revisi target laba bersih tahun ini di tengah-tengah pandemi virus corona (covid-19) yang melanda beberapa negara tujuan ekspor perseroan. Perseroan beralasan masih mengkaji seberapa besar dampak yang mungkin ditimbulkan oleh virus yang kini telah berkembang menjadi pandemi tersebut terhadap bisnis perseroan.

Dengan demikian, emiten yang memiliki kode saham KAYU ini masih berpatokan pada target perolehan laba bersih sebesar Rp 7,4 miliar untuk saat ini. “Mengenai laba bersih, mungkin kami akan lihat hasil hingga kuartal III seperti apa sebelum memutuskan akan revisi atau tidak,” kata Direktur Independen PT Darmi Bersaudara Tbk, Lie Kurniawan kepada Kontan.co.id (14/3).

Baca Juga: Darmi Bersaudara (KAYU) harap omnibus law bisa jadi win-win solution


Sedikit informasi, sebagai perusahaan yang berorientasi ekspor, KAYU lebih banyak mengandalkan penjualan ke pasar ekspor ketimbang lokal. Pada sembilan bulan pertama tahun 2019 saja misalnya, sebanyak 80,26% dari total penjualan bersih di sembilan bulan pertama berasal dari penjualan ekspor produk-produk kayu setengah jadi (semi-furnished) dengan nilai sebesar Rp 22,08 miliar.

Dalam hal ini, India menjadi negara tujuan ekspor perseroan dengan porsi sebesar 90% dari total penjualan ekspor. Sementara itu, sekitar 10% penjualan ekspor sisanya dilakukan dengan menyasar Nepal. Namun demikian, saat ini India yang notabenenya merupakan pasar terbesar bagi perseroan tengah disibukkan dengan persoalan pandemi corona dengan tingkat penyebaran yang terbilang cepat.

Sebagaimana yang telah dimuat oleh Kontan.co.id (12/3), Biro informasi Pers Pemerintah India, Channelnewsasia.com melaporkan bahwa jumlah kasus corona baru di India telah meningkat sebanyak dua kali lipat menjadi sebanyak 60 kasus dalam empat hari terakhir per Kamis 12 Maret 2020 lalu.

Baca Juga: Untuk Tingkatkan Penjualan, Darmi Bersaudara Mengincar Pasar Jepang

Sejauh ini, belum diketahui sejauh mana hal ini akan berdampak kepada aktivitas industri ataupun arus lalu lintas barang ke India. Namun demikian, penyebaran virus corona telah berimbas pada lalu lintas orang ke India.

Pasalnya, Channelnewsasia.com melaporkan bahwa Pemerintah India telah memperketat lalu lintas orang ke India dengan menangguhkan semua visa turis hingga 15 April 2020 serta melakukan karantina atas pelancong yang datang dari tujuh negara dengan wabah virus corona terparah.

Menyikapi kondisi yang demikian, Lie mengaku belum bisa memastikan apa langkah antisipasi apa yang akan dilakukan oleh perseroan untuk memitigasi risiko bisnis dari situasi yang ada. “Rencana antisipasi agak sulit dilakukan karena negara-negara yang bisa jadi alternatif tujuan ekspor kami seperti Korea Selatan atau Jepang juga sedang mengalami krisis karena corona,” ujar Lie (14/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .