JAKARTA. Pemerintah cukup percaya diri menghadapi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (fed funds rate) bulan ini. Bila mengacu pada pidato Gubernur Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) Janet Yellen pada Jumat (3/3), The Fed akan menaikkan suku bunga setelah mengevaluasi pertumbuhan sektor ketenagakerjaan dan inflasi Maret 2017.Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, Indonesia dipastikan tidak akan merasakan dampak yang besar dari naiknya suku bunga The Fed. Dia bilang, selama ini pemerintah melalui kebijakan perekonomian sudah mengantisipasi hal itu. Menurutnya, Indonesia hanya akan merasakan dampak di beberapa hari pertama."Dampaknya ya ada, tapi tidak terlalu besar, paling hanya beberapa hari lalu tenang lagi. Jadi, jangan dianggap ini akan ada perubahan besar," cetus Darmin, Senin (6/2).
Darmin memastikan, fundamental perekonomian Indonesia masih cukup kuat menghadapi kenaikan suku buga acuan negeri Paman Sam itu. Dia memastikan, kurs rupiah tidak akan melemah terlalu jauh. "Fundamental kita relatif baik, artinya pertumbuhannya oke, perdagangan internasionalnya, neraca pembayarannya oke, itu juga sebabnya kurs kita tidak melemah," tegas Darmin. Ekonom Bank Permata, Josua Pardede bilang setelah pidato Yellen, pasar yang melihat peluang kenaikan suku bunga Fed pada bulan maret sekitar 96%, meningkat dari akhir Februari sekitar 52%. Dia melihat, pernyataan Yellen cukup fokus, dari pidato sebelumnya pada akhir Januari 2017 yang modestly accommodative menjadi moderately accommodative. "Jadi, dampaknya bisa berpengaruh pada emerging market termasuk rupiah dan pasar keuangan kita," kata Josua.