KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan upaya pemerintah untuk mengurangi impor akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. "Akan ada pengaruh tapi mestinya
sih nggak banyak, belum keluar dari perkiraan," ungkapnya saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (4/9). Asal tahu saja, tahun ini pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4%.
Sekadar informasi, pemerintah terus melakukan efisiensi demi menstabilkan ekonomi nasional dari turbulensi global. Khususnya, penguatan dollar AS yang terus menekan rupiah. Saat ini setidaknya sudah ada tiga kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk tidak bergantung pada mata uang dollar AS.
Pertama, penerapan kebijakan wajib biodiesel 20% (B20) mulai September ini.
Kedua, kenaikan PPh impor terhadap 900 HS Code (Komoditas) sebesar 2,5%-7,5%.
Ketiga, menyusun daftar proyek pemerintah yang dimungkinkan untuk ditunda karena unsur komponen dalam negeri (TKDN) terbilang rendah. Kendati begitu, Darmin bilang, upaya-upaya itu setidaknya bisa menurunkan current account defisit (CAD) menjadi 2,7% dari PDB dari saat ini yg masih berada di 3% dari PDB. Pasalnya, saat ini permasalahan ekonomi nasional hanya satu yakni kelemahan di transaksi berjalan yang masih defisit.
Tapi kondisi tersebut setidaknya masih jauh lebih baik dari Brazil, Turki, dan Argentina juga masih jauh lebih baik. "Memang betul kita defisit tapi kita lebih kecil dari mereka," tambahnya. Sehingga, masyarakat diimbau untuk tidak khawatir dengan kondisi saat ini lantaran fundamental ekonomi nasional saat ini sangat kuat. Dilihat dari sisi inflasi juga masih sangat baik. BPS Kemarin (3/9) juga merilis Indonesia malah deflasi 0,05%. Lalu dari pertumbuhan juga masih di atas 5%. "Jangan bandingkan (rupiah) Rp 14.000 sekarang dengan Rp 14.000 di 20 tahun lalu, karena 20 tahun lalu itu berangkatnya dari Rp 2.800 dan naik ke Rp 14.000," jelas Darmin. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi