JAKARTA. Gulung tikarnya bisnis 7-eleven pada akhir Juni 2017 menjadi salah satu sorotan dunia bisnis di Tanah Air. Kebangkrutan perusahaan convenience stores yang dikelola PT Modern Internasional Tbk melalui anak usahanya, PT Modern Sevel Indonesia dinilai bukan karena memburuknya perekonomian di Indonesia. Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution menilai kebangkrutan 7-eleven bukan merupakan imbas lesunyanya daya beli masyarakat ataupun dampak dilarangnya perdangangan minuman beralkohol di minimarket. Menurutnya kebangkutan ritel asal Amerika Serikat itu karena faktor tidak cocoknya bisnis model 7-eleven di Indonesia. Bisnis model 7-eleven yang mengandalkan net profit dari pembelian membuat selisih harga 7-eleven lebih besar ketimbang ritel lain. Hal yang berbeda diterapkan peritel lain sehingga 7-eleven menurut Darmin sudah lama diperkirakan tidak bisa bersaing di tanah air.
Darmin: Model bisnis 7-eleven tidak cocok di sini
JAKARTA. Gulung tikarnya bisnis 7-eleven pada akhir Juni 2017 menjadi salah satu sorotan dunia bisnis di Tanah Air. Kebangkrutan perusahaan convenience stores yang dikelola PT Modern Internasional Tbk melalui anak usahanya, PT Modern Sevel Indonesia dinilai bukan karena memburuknya perekonomian di Indonesia. Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution menilai kebangkrutan 7-eleven bukan merupakan imbas lesunyanya daya beli masyarakat ataupun dampak dilarangnya perdangangan minuman beralkohol di minimarket. Menurutnya kebangkutan ritel asal Amerika Serikat itu karena faktor tidak cocoknya bisnis model 7-eleven di Indonesia. Bisnis model 7-eleven yang mengandalkan net profit dari pembelian membuat selisih harga 7-eleven lebih besar ketimbang ritel lain. Hal yang berbeda diterapkan peritel lain sehingga 7-eleven menurut Darmin sudah lama diperkirakan tidak bisa bersaing di tanah air.