Darmin Nasution optimistis pertumbuhan ekonomi 5,3% dapat tercapai



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Dana Moneter Internasional (IMF) kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2019 dari sebelumnya 3,7% menjadi 3,5% secara tahunan. Kendati begitu, pemerintah optimistis, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap terjaga di atas 5% sepanjang tahun ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution bahkan masih optimistis, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% akan tetap tercapai. Meski ia tak menampik, perlambatan ekonomi global menambah tantangan pemerintah untuk mempertahankan laju pertumbuhan ke depan.

"Kita masih bisa. Tentu kalau (pertumbuhan ekonomi) global melambat, kita perlu bekerja lebih keras, tapi kita masih akan tetap berupaya mencapai itu," ujar Darmin saat ditemui di kantornya, Selasa (22/1).


Memang, tensi perang dagang yang masih berpotensi berlanjut serta melambatnya ekonomi China bakal berdampak pada perekonomian Indonesia, terutama dari segi ekspor. Tren penurunan ekspor ke AS dan China bahkan sudah terlihat pada data neraca perdagangan Indonesia di akhir tahun 2018.

Namun, Darmin menyatakan, Indonesia masih memiliki pilar pertumbuhan ekonomi lain seperti konsumsi rumah tangga dan investasi. Pemerintah pun berupaya memastikan kedua pilar tersebut tetap terjaga maksimal di tengah melesunya permintaan global dan kemampuan ekspor saat ini.

"Untuk investasi kita sudah keluarkan beberapa kebijakan, mulai dari penyederhanaan perizinan melalui OSS, maupun insentif untuk investasi terutama bagi industri pioneering seperti tax holiday. Investasi mulai datang sekarang, meski dampaknya memang baru akan beberapa tahun lagi," tutur Darmin.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menambahkan, pemerintah sadar penuh potensi berlanjutnya perang dagang dapat menimbulkan masalah bagi kegiatan ekspor dan impor Indonesia nantinya.

Karena itu, Kemenko Perekonomian berupaya memitigasi risiko tersebut sejak sekarang terutama dalam menggenjot industri berorientasi ekspor yang menjadi salah satu program prioritas di tahun ini. "Pasti ada kekhawatiran, tapi ada sisi positif juga, misalnya trade war berkepanjangan membuat adanya relokasi industri. Kita akan lhat di titik-titik itu (potensinya)," kata Susi saat ditemui Kontan.co.id, Selasa (22/1).

Susi pun menegaskan keyakinannya terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi yang telah dipatok dalam APBN 2019 sebesar 5,3%, meski menyadari adanya kondisi eksternal di tingkat global yang membayangi. Apalagi, dengan melihat pertumbuhan ekonomi di kuartal-IV 2018 masih berpotensi berada di kisaran 5,1%-5,2%.

"Dari sisi kegiatan di domestik sendiri, saya yakin karena komponen-komponen PDB seperti konsumsi masih cukup besar, investasi pun kita yakin bisa tarik kembali tahun ini. Normalisasi The Fed pun sinyalnya sudah tidak akan begitu agresif lagi," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli